Bola.com, Solo - Udara panas menyengat kulit begitu terasa di Stadion Sriwedari Solo, Minggu (27/12/2015) siang. Namun, hal tersebut tampaknya tak dirasakan para pesepak bola wanita milik Putri Surakarta, Putri Kediri, dan Putri Mataram Sleman. Mereka tetap bersemangat beradu performa olah bola layaknya pesepak bola kaum adam dalam sebuah trofeo bertajuk Bengawan Cup.
Tak ada rasa canggung ketika mereka berebut bola, beradu lari, bahkan melepas tekel ke kaki lawan. Meski sering kehilangan bola, pesepak bola kaum hawa tersebut seakan ingin menunjukkan bahwa mereka punya motivasi dan semangat untuk meraih prestasi dalam olahraga paling populer sejagad raya tersebut.
''Kami ingin menunjukkan kepada pemerintah maupun PSSI bahwa sepak bola wanita di Indonesia itu ada. Kami juga bisa memberikan prestasi bagi bangsa ini apabila terus diberi kepercayaan,'' ungkap kapten Putri Mataram, Tugiarti Cindy.
Advertisement
Baca Juga
Dalam ajang ini, Putri Mataram keluar sebagai juara. Awak asuhan, Sri Hastuti itu meraih dua kemenangan atas Putri Surakarta dan Putri Kediri dalam durasi 35 menit tiap laga. Di laga pertama, Deusi Latifah dkk. menggulung wakil Kediri, tiga gol tanpa balas lewat dua gol striker Timnas, Tugiarti Cindy dan Suciana Yuliani.
Sementara di laga kedua, Putri Mataram harus mengakhiri laga dengan adu penalti. Sempat unggul lewat sepakan Tugiarti, anak-anak Solo membalas melalui sontekan, Khalida Nawa Aprilia. Dalam drama adu tos-tosan Putri Mataram menang, 2-1. Sementara tim Solo juga menang adu penalti atas Putri Kediri.
''Saat pertandingan pertama, kondisi anak-anak masih fresh sehingga bisa menang banyak. Di laga kedua, stamina sudah habis sehingga pola permainan tidak berkembang. Namun kami salut dengan perjuangan seluruh peserta,'' kata pelatih Sri Hastuti, usai pertandingan.
Sementara itu, pelatih Putri Kediri, Nur Hadi Lukman menyebut cuaca panas jadi faktor utama timnya bermain buruk. Sebab, awak skuadnya belum beradaptasi dengan kondisi semacam itu baik selama latihan maupun turnamen sebelumnya.
''Hasil ini jadi evaluasi dan pembelajaran bagi kami untuk lebih giat berlatih. Apalagi mayoritas pemain masih belum paham dasar-dasar sepak bola,'' tutur Nur Hadi.
Komunitas Anak Gawang selaku penggagas turnamen, Wisnu Wibowo mengatakan ajang tersebut jadi pilot project kompetisi sepak bola wanita di Tanah Air. Potensi cabor itu sudah tersebar di berbagai wilayah.