Bola.com, Jakarta - Pemutusan kontrak tiba-tiba Adam Alis Setyano dan Ryuji Utomo Prabowo yang dilakukan dua klub asal Bahrain, East Riffa FC serta Al Najma, memunculkan rumor tak sedap.
Keputusan sepihak diambil bukan hanya menyangkut rapor penampilan kedua pemain asal Indonesia tersebut, tapi juga karena dipengaruhi sanksi FIFA ke PSSI.
Bahrain Football Association (BFA) kabarnya mendapat surat imbauan dari otoritas tertinggi sepak bola dunia FIFA, yang meminta untuk sementara negara-negara anggotanya tidak berhubungan dengan dunia sepak bola Indonesia. Titah tersebut ditindaklanjuti BFA dengan mengimbau klub-klub anggotanya memutus kontrak pesepak bola asal Indonesia yang bermain di Liga Bahrain.
Isu soal munculnya surat dari AFC ke federasi-federasi anggotanya sudah mencuat sejak bulan November 2015 lalu. Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) juga menembuskan surat tersebut ke klub-klub yang berkiprah di kompetisi profesional negara mereka.
Asisten pelatih Al Najma klub yang dibela Ryuji, Rudy Eka Priyambada, sempat memposting status soal surat larangan tersebut di akun Facebook pribadinya. Ia mengaku menerima informasi dari koleganya di Malaysia dan Singapura.
Sumber bola.com di Malaysia juga membenarkan hal tersebut. Jangan heran jika Jacksen F. Tiago (Penang FA) dan Rahmad Darmawan (T-Team), yang sejatinya berminat memboyong pemain-pemain asal Indonesia, pada akhirnya mengalah mengikuti kebijakan klub yang memutuskan tidak berinteraksi dengan PSSI, yang status keanggotaannya tengah dibekukan sementara oleh FIFA.
Pesepak bola asal Papua, Oktovianus Maniani yang sedang menjalani trial di PKNS jadi korban pertama. Ia dipulangkan walau sebenarnya kemampuannya diminati tim pelatih klub kontestan Malaysia Premier League tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Oktovianus Maniani pemain yang bagus, tapi kami khawatir soal permasalahan teknis jika memutuskan untuk mengontraknya. Federasi Sepak Bola Indonesia sedang bermasalah dengan FIFA dan kami khawatir dia tidak akan mendapatkan izin dengan cepat untuk bermain dengan PKNS," kata E. Elavarasan, pelatih klub PKNS FA seperti yang dilansir Star pada Rabu (6/1/2016).
Saat bola.com melakukan konfirmasi ke Rudy Eka Priyambada menyangkut desas-desus sanksi FIFA ke PSSI yang membuat Ryuji dan Adam dipulangkan, yang bersangkutan memilih tutup mulut. "Tanyakan saja ke agen kedua pemain, Muly Munial, saya tidak punya kompetensi untuk membicarakan soal itu," ungkap Rudy.
Muly, yang bernaung di bendera Munial Sport Group (MSG), memilih tidak membahas keterkaitan antara sanksi FIFA dengan nasib apes yang dialami dua pemainnya.
Ia menjelaskan alasan anak asuhannya dilepas East Riffa dan Al Najma adalah karena kebutuhan tim. Ia menegaskan bukan karena buruknya performa Adam dan Ryuji selama membela klub-klub itu dalam kisaran empat bulan terakhir.
Secara spesifik untuk Adam, Muly mengungkapkan, East Riffa FC membutuhkan striker profesional. Meski pelatih kepala East Riffa, Isa Al Sidoon, masih ingin mempertahankan mantan gelandang Persija Jakarta itu, desakan fans dan manajemen yang menguat untuk segera mendatangkan striker tak bisa ditolak.
Hampir mirip dengan alasan Adam, Ryuji juga terpaksa pulang ke Indonesia lantaran Al Najma lebih memilih mendatangkan striker baru untuk menggantikan striker lama yang saat ini dalam kondisi sakit. Al Najma memutuskan memulangkan Ryuji dan menggunakan bek lokal untuk lini pertahanan mereka.
"Jadi, bukan karena kontribusi keduanya kurang. Adam misalnya, bermain hampir 66 persen dari total pertandingan East Riffa di putaran pertama. Ryuji, yang berposisi sebagai bek, juga mampu mencetak gol untuk timnya," jelas Muly.
Alasan itu sama seperti yang ditulis media lokal Bahrain. Dari salah satu situs lokal yang dilansir, Kooora, dijelaskan bila Adam dipulangkan East Riffa karena mereka membutuhkan tambahan striker sebagai modal menjalani putaran kedua yang
persaingannya makin berat.
"Pelatih Isa Al Sidoon memulangkan Adam Alis dan mencari pemain lain. Mereka sudah melakukan negosiasi untuk mendatangkan striker Irak, Younis Mahmoud, di putaran kedua kompetisi," demikian sebagian isi pemberitaan yang tertulis di Kooora tertanggal 23 Desember 2015.
Rudy Eka Priyambada membenarkan kalau klub-klub Bahrain memang kejam dalam kaitan pecat memecat atau coret mencoret pemain dan pelatih. "Di Bahrain banyak kasus pemain diputus kontrak saat baru beberapa pertandingan kompetisi. Bahkan ada pelatih yang dipecat di masa pramusim. Untuk bisa bertahan di negara ini memang keras," ujar mantan asisten pelatih klub Mitra Kukar tersebut.
Jika benar ternyata kepulangan Adam Alis Setyano dan Ryuji Utomo Prabowo karena surat edaran AFC, jelas menyedihkan. Amat mungkin pemain-pemain Indonesia yang tengah mengais peruntungan di Liga Malaysia akan mengalami nasib serupa. Walau punya kemampuan teknik bagus, mereka tidak mendapat kontrak permanen karena klub-klub Negeri Jiran menuruti imbauan FAM dan AFC.