Bola.com, Banjarmasin - Seusai pembatalan penyelenggaraan kualifikasi cabor sepak bola PON 2016, Oktober 2015, Tim Transisi berjanji mengganti semua kerugian yang dialami panpel dan tim yang telah siap bertanding. Penggantian itu akan dibayar Kemenpora sebagai institusi yang membentuk Tim Transisi.
Namun hingga berjalan tiga bulan, rencana ganti rugi itu seolah lenyap begitu saja. Sikap Tim Transisi dan Kemenpora ini memantik reaksi Djumadri Masrun, Ketua Panpel Pra PON Zona Kalimantan.
"Janji itu hanya pepesan kosong. Jika mereka serius, tentu menghubungi pengurus tim dan panpel di daerah-daerah Tapi, sampai saat ini tak ada kelanjutan rencana ganti rugi itu. Kalau pun kami yang proaktif menagih janji itu, kami tak tahu ke mana menyerahkan berkas-berkas transaksi kebutuhan Pra PON yang gagal," tutur Djumadri.
Advertisement
Baca Juga
Akibat pembatalan mendadak kualifikasi cabor sepak bola PON Jabar 2016, tim peserta dan panpel di beberapa zona mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
"Padahal kebijakan KONI daerah (Konida) tiap propinsi berbeda-beda soal pembiayaan persiapan tim Pra PON. Konida Kalsel baru akan mengganti semua operasional bila tim Pra PON asuhan Mundari Karya itu meraih tiket ke Jabar," kata Djumadri, yang juga menjabat Ketua Harian Asprov PSSI Kalsel.
Manajer Tim Pra PON Kalteng, Budi Yantoro, juga gusar. Dia tak tahu ke mana harus menagih ganti rugi biaya tim yang mencapai Rp 500 juta. "Pernyataan Tim Transisi dan Kemenpora lalu hanya angin surga.
"Kami tak apakah tetap ikut kualifikasi yang diselenggarakan pemerintah atau tidak karena keuangan kami sudah habis untuk persiapan lalu. Uang itu murni dari teman-teman Asprov PSSI Kalteng. Konida Kalteng akan mengganti bila tim ini lolos ke Jabar," ucap Budi Yantoro.