Bola.com, Malang - Evaluasi sudah dilakukan pelatih Arema Cronus Joko Susilo setelah timnya menelan kekalahan 1-2 dari tuan rumah Mitra Kukar pada leg pertama semifinal Piala Jenderal Sudirman (PJS). Penyebab utama Tim Singo Edan keok karena bermain terlalu terbuka.
Namun, ada satu lagi faktor yang membuat serangan Singo Edan kurang tajam, yaitu kinerja Toni Mossi yang tidak maksimal. Padahal dia salah satu senjata Tim Singo Edan dengan akselerasi dan umpan-umpan terobosannya.
Advertisement
Baca Juga
Pelatih Arema melihat gaya bermain playmaker asal Spanyol tersebut tak cocok dengan kondisi lapangan Stadion Madya Aji Imbut. Sebab, umpan-umpan terobosan dan gocekannya tak bisa sempurna karena lapangan bergelombang.
"Mossi tidak bisa maksimal di lapangan seperti itu. Tapi kami butuh tenaganya," kata pelatih Arema Joko Susilo.
Memang benar, pemain 29 tahun itu jarang melepaskan umpan terobosan yang akurat. Dia juga kesulitan melewati lawan karena bola bergulir liar. Hal itu juga yang membuat cara bermain Arema menjadi berbeda. Pemain belakang lebih sering mengirimkan umpan panjang kepada pemain sayap atau striker. Hal itu dilakukan untuk menutupi kelemahan di sektor tengah.
Mossi mengakui kalau kinerjanya tak maksimal. Namun, dia berjanji akan memperbaikinya saat leg kedua di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang pada Minggu (17/1/2016).
"Saya akan coba main lebih baik lagi di pertandingan berikutnya," jawabnya.
Performa Mossi memang makin menurun sejak fase delapan besar Piala Jenderal Sudirman. Hal itu bermula dari cedera hamstring yang dideritanya di pengujung babak penyisihan. Saat kondisinya belum 100 persen, dia sudah main lagi.
Hingga saat ini, tim medis Arema mengakui Toni Espinosa Mossi belum dalam kondisi 100 persen. Jeda satu minggu sebelum leg kedua semifinal PJS juga tidak mencukupi untuk mengembalikan fisiknya.
"Maksimal hanya sampai 80 persen kondisinya," kata dokter tim Arema Nanang Tri Wahyudi.