Bola.com, Banjarmasin - Ketua Harian Asprov PSSI Kalsel, Djumadri Masrun, mengkritik rencana Kemenpora dan Tim Transisi yang bakal memutar kualifikasi PON pada 20-30 Maret 2016. Rencana itu dianggap menyalahi aturan yang telah dijalankan bertahun-tahun oleh KONI Pusat sebagai induk olahraga di Indonesia.
"Idealnya kualifikasi PON semua cabor, termasuk sepak bola, harus diselenggarakan setahun sebelum babak utama PON Jabar, September 2016. Tradisi itu sudah berlangsung lama dan ada aturannya," kata Djumadri.
Rentang waktu setahun, lanjut Djumadri Masrun, sudah dianalisis dan dikalkulasi secara keilmuan olahraga.
"KONI Pusat sudah menghitung waktu itu dengan cermat. Jeda setahun itu dimanfaatkan atlet dan tim yang lolos ke PON untuk meningkatkan kualitas teknik dan fisik. Selain itu juga menggelar berbagai ujicoba untuk memperbaiki penampilan atlet dan tim sehingga bisa tampil maksimal di babak utama," papar Djumadri, yang juga menjabat Ketua Harian KONI Kalsel.
Advertisement
Baca Juga
Jadwal kualifikasi PON pada Oktober 2015 yang gagal lalu dinilai sudah sesuai aturan. Bila penyisihan dilaksanakan Maret, tim yang mendapat tiket ke Jabar 2016 hanya memiliki waktu efektif empat bulan untuk menempa diri baik teknik, fisik, maupun strategi.
"Waktu empat bulan tak cukup untuk memantapkan tim. Apalagi sepak bola olahraga kolektif yang melibatkan banyak orang. Jadi dibutuhkan kesepahaman psikologis, fisik, dan kerja sama tim. Belum lagi bila terjadi pemain yang cedera saat menjalani pemusatan latihan. Saya kira akan sulit mencari pemain dalam waktu singkat. Pemain pun tak bisa tampil maksimal karena persiapan yang sangat mepet," jelas Djumadri.