Bola.com, Surabaya - Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menyerukan para pemain memboikot turnamen yang akan digelar dalam waktu dekat. Hal itu dinyatakan dalam sebuah deklarasi yang dikeluarkan di Jakarta, Kamis (14/1/2016). Deklarasi itu mengundang reaksi pemain di Tanah Air, termasuk mereka yang ssat ini membela Surabaya United.
Salah satu yang memberi tanggapan soal pernyataan sikap APPI itu adalah Slamet Nurcahyo. Pemain kelahiran Jember 11 Juli 1983 itu menyatakan sepakat dengan sikap APPI. Namun, Slamet meminta APPI juga memberi solusi jika seorang pemain mendukung dan melakukan apa yang dikehendaki APPI, padahal mereka juga membutuhkan pemasukan untuk menghidupi keluarga.
Baca Juga
"Kalau seluruh pemain yang saat ini tergabung dalam klub ISL mau mogok tidak masalah. Tapi akan jadi persoalan bila hanya sebagian saja yang mogok, sedangkan mayoritas tidak. Apakah mereka bisa menjamin kami tetap dapat penghasilan?” tanya Slamet.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum memutuskan mogok main di turnamen, Slamet menganjurkan pada APPI agar tidak sendirian dalam menyerukan boikot turnamen. Ia menilai, klub-klub perlu dirangkul dan diajak bicara untuk mendapatkan suara bulat sehingga pemain yang melakukan boikot juga tidak melanggar kesepakatan.
"Seandainya kami terlanjur kontrak dan tidak mendapat restu klub untuk memboikot turnamen, kami bisa menyalahi kesepakatan dengan pihak klub," jelas pemain yang pernah memperkuat PSS Sleman dan PSIM Yogyakarta ini.
Hal sama dilontarkan pemain senior Surabaya United lainnya, Heri Prasetyo. Bagi eks kiper Persibo Bojonegoro itu, alasan APPI sangat tepat. Ia juga juga menganggap turnamen bukan solusi dalam masa kevakuman kompetisi seperti sekarang. Pembinaan berjenjang tidak berjalan, klub-klub kasta di bawah ISL tidak bisa merasakan manisnya mendapatkan bagian turnamen, baik yang diselenggarakan pemerintah atau pengelola event.
Heri menyatakan ada sisi dilematis yang dirasakan ketika dihadapkan pada pilihan semacam ini. "Di satu sisi kami ingin kompetisi diputar, bukan turnamen seperti sekarang ini. Tapi di sisi lain, kami terikat kontrak dan batin dengan klub," jelasnya.
Sementara pemain senior Surabaya United yang sudah malang melintang di sejumlah klub Tanah Air, Rudi Widodo, menyatakan soal menolak atau tidak, kembali pada individu masing-masing pemain. Rudi setuju, hanya soal mengikuti ajakan APPI, ia masih menimang-nimang dulu.
"Secara prinsip saya sangat setuju dengan alasan yang diutarakan APPI karena kasihan teman-teman dari klub yang tampil di kasta Divisi Utama ke bawah. Alasan apa pun yang dilontarkan pemerintah atau pengelola event, menggelar turnamen sebanyak apa pun tidak ada manfaatnya jika pembinaan berjenjang tidak jalan," ungkap mantan striker Persis Solo itu.