Bola.com, Denpasar - Pelatih Bali United Pusam, Indra Sjafri melontarkan pernyataan menarik menyangkut masa depan klub-klub profesional di Indonesia. Mantan arsitek timnas U-19 menyarankan agar pengelola klub mengubah pola pikir tradisional yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.
"Saya amati para pengelola klub di Tanah Air masih berkutat dengan pola pikir lama bagaimana membentuk tim secara instan demi mengejar prestasi instan pula. Cara ini sah-sah saja tapi ini tak bagus bagi program jangka panjang klub itu sendiri, terutama soal regenerasi pemain," kata Indra Sjafri.
Advertisement
Baca Juga
Lebih spesifik, Indra Sjafri menyebut pengelola klub seperti dermawan. Mereka membentuk klub dengan mengontrak pemain-pemain yang selama ini selalu beredar di kompetisi nasional dengan harga tinggi.
"Cara ini menyedot banyak anggaran. Ketika hasil akhirnya tak tercapai, klub tersebut menderita kerugian besar. Ini tak lepas dari pola pikir lama ketika klub-klub masih dapat kucuran APBD. Yang dibutuhkan sekarang kemauan pengelola klub untuk blusukan mencari pemain-pemain muda berbakat di daerah," tutur Indra Sjafri.
Pelatih asal Padang, Sumatera Barat ini menunjuk beberapa pemain muda yang berkibar di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman seperti Yogi Rahardian, Rudolof Yanto Basna, dan Rizky Pellu.
"Ketika bos Bali United ingin mengontrak saya, saya tanya klub ini mau jadi klub dermawan atau jangka panjang. Terus terang kalau Bali United jadi klub dermawan, saya tolak tawaran itu. Ternyata visi dan misi kami sejalan. Kalau mau cari pemain ke daerah-daerah, sebenarnya banyak talenta yang bisa ditemukan di sana," ungkap Indra Sjafri.
Lebih ekstrem, Indra Sjafri menyatakan Indonesia jangan bermimpi dulu bisa bersaing di Asia atau Piala Dunia, bila pola lama itu masih dijalankan.
"Ibarat rumah, saya tak mau membeli rumah jadi yang tak tahu seberapa kokoh pondasinya. Lebih baik saya beli tanah, saya gali pondasinya sesuai keinginan agar rumah nanti berdiri kokoh dan tahan hingga puluhan tahun. Timnas kita dari waktu ke waktu, pemainnya itu-itu saja. Padahal negara lain sudah berubah total, baik materi pemain maupun cara bermain mereka," papar pelatih Bali United ini.