Sukses


Kompetisi Belum Jelas, Klub Linus Ini Sudah Siapkan Rp 1 Miliar

Bola.com, Blitar - Meski kabar kompetisi nasional belum ada kejelasan, manajemen Blitar United (BU) tetap menyiapkan dana untuk menjalani pentas Liga Nusantara 2016. Sebagai klub amatir berpelat merah, wajar bila BU harus memasukkan rancangan biaya dalam APBD Kota Blitar tahun anggaran ini.

"Ada atau tak ada kompetisi, kami tetap mengajukan anggaran. Sebagai klub amatir yang masih menggunakan dana APBD, kami harus menyusun anggaran untuk dimasukkan dalam daftar belanja Pemda. Ini sebagai antisipasi saja. Jika Liga Nusantara tahun ini diputar, kami sudah siap dana. Bila vakum, dana itu akan dikembalikan ke kas daerah lagi," tutur Yudi Meira, Manajer Blitar United.

Langkah yang dilakukan Blitar United cukup strategis sebagai antisipasi. Apalagi mereka menilai perkembangan digelarnya kompetisi mulai menemukan titik cerah menyusul pertemuan PT Liga Indonesia dengan 18 klub ISL (16/1/2016).

"Jika kompetisi kasta tertinggi diputar, kami yang dari level bawah juga akan menuntut digelar. Kami butuh kompetisi untuk mewadahi para pemain binaan yang selama ini hanya berlatih tanpa muara jelas. Padahal pembinaan internal di Askot PSSI Kota Blitar jalan terus," ungkap Yudi Meira.

Bak gayung bersambut, Yudi mengungkapkan dalam waktu dekat Asprov PSSI Jatim akan menggelar pertemuan para manajer tim Liga Nusantara untuk membahas nasib klub-klub Liga Nusantara di provinsi ini.

"Agenda Asprov Jatim ini seperti rapat tahunan para anggota. Kami tak tahu persis apa materi yang akan dibahas. Tapi, biasanya bila rapat awal tahun mengupas soal program kerja Asprov. Apalagi tahun ini ada PON Jabar yang juga jadi fokus. Di rapat nanti, kami akan mendesak agar Liga Nusantara diputar, meski hanya regional Jawa Timur," kata Yudi.

Yudi menuturkan dana bagi Blitar United yang telah disetujui pada rapat anggaran sekitar Rp 1 miliar. Dengan asumsi biaya itu sama dengan pengeluaran klub tersebut saat menembus babak 16 besar pada pentas Liga Nusantara 2014.

"Dua tahun lalu, kami habis sekitar Rp 1 miliar. Tahun ini ada tambahan sedikit yang disesuaikan dengan kenaikan harga. Tahun lalu, ketika kompetisi batal digelar, kami rugi Rp 300 juta. Padahal, kami sudah menyiapkan tim dan menggaji pemain selama dua bulan," papar Yudi Meira.

Video Populer

Foto Populer