Bola.com, Jakarta - Djadjang Nurdjaman meninggalkan Persib untuk magang di FC Internazionale Milano. Kepergian Djanur jelas menyisakan kursi kosong pelatih Maung Bandung.
Nama Dejan Antonic yang paling santer dikabarkan akan mengisi posisi pelatih yang telah memberi gelar Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015 tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Apakah Dejan bisa mengisi kekosongan dengan baik? Berikut ini perbandingan kiprah Dejan dengan Djanur:
Sama-sama kenyang pengalaman
Baik Djanur maupun Dejan merupakan mantan pemain yang disegani di Indonesia. Hanya, Djanur berkiprah pada dekade 1980-an dan 1990-an sementara Dejan mulai menapaki karier di Indonesia medio 1990-an. Untuk kepelatihan, Djanur mulai menjadi pelatih kepala untuk klub ISL pada musim 2010-2011 ketika mengarsiteki Pelita Jaya.
Djanur kemudian menjadi pelatih kepala Persib Bandung pada 2013 dan 2014. Sementara Dejan mulai melatih Arema pada 2011-2012, lalu Pro Duta pada 2013 dan 2014 serta terakhir menukangi Pelita Bandung Raya (PBR).
Djanur punya rekor kemenangan yang lebih baik
Dalam 90 pertandingan di ISL, Djanur meraih kemenangan sebanyak 43 kali di mana 31 di antaranya merupakan kemenangan di kandang. Lalu 21 kali imbang dengan 7 imbang di kandang dan 14 tandang. Anak asuh Djanur total menelan 26 kekalahan di mana sempat 7 kali kalah di kandang dan 19 lainnya saat tandang.
Khusus di Persib, Djanur sempat kalah di kandang sebanyak 2 kali. Masing-masing 1 kali pada 2013 dan 2014. Menariknya satu-satunya kekalahan kandang Djanur pada 2014 adalah dari PBR yang diasuh oleh Dejan Antonic.
Dejan sejauh ini sudah memimpin 60 pertandingan di mana dia meraih 28 kemenangan, 13 imbang, dan menderita 19 kali kekalahan. Saat berada di PBR musim lalu, Dejan meraih 12 kemenangan, 7 imbang, dan 8 kekalahan. Walau tidak difavoritkan, nyatanya PBR bisa dia bawa sampai ke semifinal. Sebuah pencapaian yang amat baik tentunya.
Meski dari statistik itu menunjukkan Djanur punya rekor kemenangan yang lebih baik, sejatinya rasio kemenangan keduanya tak berbeda terlampau jauh. Djanur punya rasio kemenangan 48% sementara Dejan 47%. Untuk poin, Djanur punya rata-rata 1,7 poin per pertandingan dan Dejan 1,6 poin per laga.
Statistik produktivitas gol
Keduanya punya gaya bermain yang sama-sama menyerang. Jarang sekali melihat Persib era Djanur menerapkan permainan bertahan. Begitu pula dengan Dejan meski sesekali dia menginstruksikan pemain PBR lebih sabar dan menunggu.
Total gol yang dicetak oleh anak asuh Djanur adalah 161 gol dengan distribusi 98 gol kandang dan 63 gol tandang. Sedangkan Dejan total 102 gol dengan distribusi 63 gol kandang dan 39 gol tandang. Untuk rasio golnya, rata-rata kedua pelatih punya angka yang sama, yaitu 1,7 gol per pertandingan.
Melihat statistik tersebut rasanya Dejan Antonic bisa diharapkan untuk jadi pengganti sepadan bagi Djadjang Nurdjaman. Apalagi Dejan punya pengalaman baik dalam membina para pemain muda. Cocok untuk Persib yang baru saja ditinggal banyak pemain seniornya.