Bola.com, Surabaya - Darah pesepak bola pemain anyar Surabaya United, Fitra Ridwan berasal dari ayahnya, Ridwan Salam. Sang ayah adalah mantan pemain Persiraja pada tahun 1990-an. Namun berbeda dengan sang ayah, Fitra bermain di posisi gelandang, sementara sang ayah bermain sebagai stopper.
Fitra tak memungkiri kecintaannya pada sepak bola karena sejak kecil kerap diajak ayahnya ke lapangan. ukan untuk latihan, melainkan menonton sang ayah bermain bola. Tampaknya dari situ pula Fitra jatuh hati pada olahraga yang satu ini.
Baca Juga
“Perkenalan saya dengan sepak bola semua dari ayah. Tapi ayah tidak pernah memberikan latihan spesifik, melainkan hanya main-main dengan bola saja.,” kata pemain kelahiran Banda Aceh, 16 Maret 1994.
Advertisement
Baca Juga
Bakat Fitra ditemukan manajer Gayo Lues, Zakaria. Ia pula orang pertama yang mempromosikan Fitra untuk bergabung dengan PSGL Gayo Lues. Namun hanya setahun Fitra memperkuat tim ini meski tampil bagus sepanjang musim. Maklum, permainannya memikat hati pelatih Persiraja, Maman Suryaman. Ia pun diboyong ke kota kelahirannya.
Di tahun pertama tim berjulukan Lantak Laju itu, Fitra belum dipercaya sebagai pemain starter. Namun, ia berhasil memikat hati pelatih karena setiap kesempatan yang diberikan sang pelatih selalu dimanfaatkan dengan baik. Penampilan apiknya ini pula yang membuat Fitra dipercaya main sebagai starter saat usianya masih 19 tahun.
Permainan Fitra terus berkembang. Mengetahui hal itu, sang ayah menyarankan Fitra agar hijrah ke pulau Jawa. Ia pun tak perlu berpikir panjang ketika pelatih Gresik United, Liestiadi memintanya bergabung dengan tim berjulukan Laskar Joko Samudro tersebut.
Semusim bersama tim kebanggan masyarakat Gresik ini, Fitra tak perlu lama-lama untuk menarik perhatian klub besar. Benar saja, penampilannya bersama GU membuat manajer operasional Surabaya United, Rahmad Sumanjaya tertarik. Seusai Piala Jenderal Sudirman, anak pertama dari empat bersaudara itu langsung diajak bergabung dengan tim besutan Ibnu Grahan itu.
Surabaya United memang sangat membutuhkan Fitra. Pada awal Februari nanti, Surabaya United bakal ditinggalkan jenderal lapangan tengahnya, Evan Dimas Darmono ke Spanyol untuk menjalani program spesial bersama Espanyol B.
Surabaya United sendiri tak salah memilih Fitra. Meski posturnya mungil, hanya bertinggi 169 cm dan berat 58 kg, jangan pernah memandang Fitra sebelah mata. Namun, pemain asal Banda Aceh ini memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi seorang kreator serangan sekaligus dirigen sebuah tim.
Pemain baru Surabaya United ini memiliki kemampuan di atas rata-rata. Driblingnya kuat, visinya bagus, serta memiliki umpan akurat. Fitra juga sangat rajin membantu serangan. “Permainannya sangat mirip dengan Evan,” tutur Ibnu Grahan.
Karena memiliki kesamaan dalam beberapa hal ini pula, Fitra digadang-gadang menggantikan peran Evan di Surabaya United. Maklum, tim besutan Ibnu ini harus mencari pengganti eks kapten Timnas U-19 yang akan berangkat ke Spanyol awal Februari depan.
Disejajarkan dengan Evan membuat Fitra bangga. Namun, ia merasa gaya permainannya tidak sama dengan maskot tim yang bermarkas di Jemursari Selatan, Surabaya, ini. “Saya lebih agresif dalam membantu serangan. Gaya permainan saya juga berbeda, lebih keras dari Evan,” katanya.
Memang benar, Fitra juga lebih lugas ketimbang Evan. Jika Evan doyan membawa bola berlama-lama, Fitra tipikal pemain yang cepat melepas bola dan langsung mencari tempat bebas. Pergerakan tanpa bola pemain kelahiran Banda Aceh 16 Maret 1994 itu juga bagus.
Hal itu bisa dilihat dari gol kedua Surabaya United yang ia cetak ketika mengalahkan tim Pra-PON 4-0, Selasa (19/1/2016) lalu. Kala itu, Fitra tampil apik hingga membuat Pelatih Ibnu Grahan merasa tak salah pilih.
Fitra sendiri memilih merendah. Ia merasa tidak bisa tampil bagus jika rekan-rekannya tidak tampil maksimal. “Sepak bola itu dimainkan 11 orang, saya hanya bagian kecil dari tim ini. Kami bisa bermain baik karena teman-teman lain juga tampil bagus,” katanya.