Bola.com, Jakarta - Menjelang final Piala Jenderal Sudirman, bola.com berkesempatan menjamu pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra, bersantap sate padang bareng di kawasan Pasar Santa, Jakarta Selatan, Sabtu (23/1/2016) siang. Sisi lain kehidupan arsitek berusia 51 terungkap dalam pertemuan santai selama 60 menit.
Jafri mengajak serta Irma Fristina dan dua anaknya, Suci Rahmalia (19) dan Aziza Rahmalia (9) dalam sesi makan bareng di Restoran Ajo Ramon, yang cukup populer di kalangan menikmat kuliner ibu kota.
Tak banyak obrolan sepak bola yang dibicarakan dalam acara silahturahmi antara bola.com dengan Jafri. Pelatih kelahiran Payahkumbuh, 23 Mei 1965 tersebut lebih banyak bercerita soal kehidupan pribadi bareng keluarga kecilnya.
Cerita-cerita humanis soal asal muasal hubungan asmara antara Jafri dengan Suci, yang tak diketahui publik, terungkap. Pelatih yang sukses mengantar Semen Padang juara Liga Primer Indonesia 2013 buka kartu awal pertemuan dengan belahan jiwanya.
"Pertemuan dengan ibu itu saat kami berdua masih kuliah. Kami bertemu dan saling suka. Saya lupa tahun berapa pertemuan itu. Perjuangan mendapatkan ibu, luar biasa. Saya harus menghadapi orangtuanya yang awalnya tidak suka saya, dan akhirnya menjadi suka berkat jerih payah dan perjuangan kami berdua," kata Jafri sambil tersenyum malu.
Pria yang pernah menimba ilmu sepak bola di Diklat Palembang itu dikaruniai anak pertama yang bernama Suci Rahmalia. Ketika itu, Jafri masih menjadi pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) yang didirikannya, PSTS Tabing.
"Si kakak lahir ketika saya masih jadi pelatih SSB. Saya akhirnya mulai ikut penataran lisensi kepelatihan di Medan dan Yogyakarta. Saya lantas melatih klub-klub Divisi Satu dan Divisi Tiga Liga Indonesia, mulai Persibangga Purbalingga. Ketika melatih Persibangga Burbalingga, saya dikaruniai anak kedua, Aziza Rahmalia. Setelah itu, saya baru menangani Semen Padang di tahun 2012," ujar Jafri.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Jafri, keluarga adalah segalanya. Istri dan dua anaknya selalu mendukungnya menjadi pelatih sepak bola profesional, meski sering ditinggal berpergian ke luar kota, atau bahkan menetap di suatu wilayah yang jauh dari keluarga kecilnya tersebut.
"Mereka selalu mendukung saya. Tidak ada satupun keluhan dari mereka tentang pekerjaan saya sebagai pelatih. Saya beruntung mempunyai istri dan dua orang anak yang mencintai saya sepenuhnya," kata Jafri.
Jafri amat berasa bersyukur karena keinginan yang ingin keluarganya menyaksikan perjuangannya di lapangan tercapai juga. "Saya ingin mengajak mereka suatu saat menyaksikan tim yang saya latih bertanding di final kompetisi atau kejuaraan bergengsi. Akhirnya terwujud, setelah saya membawa Mitra Kukar ke final Piala Jenderal Sudirman. Mereka pun sangat senang datang mendukung saya, meski harus menempuh perjalanan jauh dari Payakumbuh ke Jakarta. Saya ingin mereka bangga memiliki suami sekaligus ayah, dengan membawa prestasi," ujar Jafri.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
2
Makanan Padang Favorit
Irma Fristina menyebut Jafri Sastra memiliki beberapa kebiasaan unik. Wanita berumur 47 tahun itu mengungkapkan, Jafri di manapun berada harus makan masakan Padang yang memiliki ciri khas dengan rasa pedasnya.
"Di manapun, bapak tidak bisa makanan yang tidak pedas. Dia selalu ingin makan-makanan masakan padang di manapun berada. Sambal balado adalah makanan kesukaannya. Tanpa sambal itu, bapak selera makannya pasti kurang. Selain sambal, bapak suka rendang dan kerupuk," cerita Irma disambut tawa suaminya.
"Suatu hari saat tidak ada kerupuk di rumah, bapak akhirnya memotong singkong di kebun belakang rumah. Dia memotoknya hingga halus dan digoreng untuk menjadi kerupuk. Kalau minuman, bapak sukanya teh. Tiap sore atau pagi, bapak selalu ingin minum teh," lanjutnya.
Irma mengatakan, Jafri tidak akan memakan masakan Padang, kalau bukan orang Tanah Minang asli yang membuatnya. Jafri memiliki insting yang cukup tajam untuk membedakan masakan Padang asli dan palsu.
"Bapak bisa membedakan mana masakan Padang asli dan masakan Padang yang bukan dibuat oleh orang Padang. Dia tidak mau makan kalau masakan Padangnya bukan orang asli Padang yang membuatnya. Lucu, tapi itu memang sudah jadi kebiasaanya," ungkap Irma.
Jafri membenarkan hal tersebut. Menurutnya, masakan Padang yang bukan dimasak orang Sumatera Barat sangat berbeda jauh rasanya.
"Waktu di Yogyakarta bersama keluarga, saya ingin makan siang dengan sambal balado. Saya menemukan rumah masakan Padang. Saya tanya kepada pelayanannya, apakah ini warung padang yang membuat masakannya orang Padang. pelayan itu, menjawab iya benar. Tetapi, saya merasakan hal ganjil dengan sambal balado yang tidak berasa sama sekali masakan Padangnya. Akhirnya, saya mengetahui setelah sang pelayan mengaku masakan di warung padang itu bukan orang padang yang punya," kata Jafri.
Lantas bagaimana dengan makanan racikan Restoran Ajo Ramon? "Nah kalau ini asli yang meracik orang Sumatera Barat," ucap Jafri sambil mengunyah makanannya.
Sambil menyantap sate padang, Irma Fristina bercerita kesibukan Jafri, jika sedang dalam masa libur bersama tim yang dilatihnya. Ia mengatakan, Jafri sering bersepeda mengelilingi daerah sekitar rumah.
"Bapak kesibukannya unik kalau di rumah. Dia sering bersepeda sambil keliling di sekitar rumah. Jika ada anak-anak yang bertanding bermain bola, bapak berhenti sejenak untuk menonton. Kalau ada waktu senggang yang lebih, bapak biasanya mengurusi kebun singkong di belakang rumah," ujar Irma.
Tidak terasa waktu berjalan cukup lama, Jafri Sastra beserta keluarga harus mengakhiri perbincangan hangat di luar sepak bola bersama bola.com. Jafri berserta keluarga sangat antusias menyambut jamuan makan sate padang bersama bola.com.
"Terima kasih untuk bola.com. Ini perbincangan yang tak akan pernah saya lupakan selama-lamanya, dan akan selalu dikenang," ungkap Jafri Sastra menutup pertemuan dengan awak bola.com. Uda Jafri, semoga sukses!
Advertisement