Bola.com, Purbalingga - Agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) akhir tahun lalu bisa diartikan momentum kebangkitan Persibangga Purbalingga. Bupati terpilih, Tasdi, yang juga menyukai dunia sepak bola, dinilai bisa jadi angin segar kebangkitan klub berjulukan Laskar Jenderal Soedirman itu.
Apalagi, sang kepala daerah juga menjabat komisaris di PT Persibangga Sportama, pengelola klub. "Target promosi dicanangkan tercapai lima tahun ke depan karena bermain di level tertinggi adalah harapan masyarakat Purbalingga. Kami optimistis bisa mewujudkan ambisi itu," kata CEO Persibangga, Rokhman Supriyadi.
Baca Juga
Selama semusim terakhir, wilayah Jateng tidak memiliki wakil di kancah ISL seiring terdegradasinya Persijap Jepara. Cukup ironis jika melihat potensi sepak bola di Jateng yang cukup besar.
Advertisement
Baca Juga
PSIS Semarang misalnya, pernah menjuarai Liga Indonesia V musim 1998-1999 dan penghasil pemain-pemain nasional mulai generasi Sartono Anwar hingga pemain berjuluk Maradona dari Purwodadi, Tugiyo. Belum lagi tim seperti Persis Solo sempat mencicipi juara di era Perserikatan.
Sementara bagi Persibangga, vakumnya kompetisi setahun terakhir jadi pukulan telak. Tim yang bermarkas di Stadion Goentoer Darjono kali terakhir mengikuti turnamen Piala Kemerdekaan bentukan Tim Transisi Kemenpora pada Agustus 2015. Tetapi, skuat asuhan Siswanto saat itu tak bisa berbuat banyak dan berstatus juru kunci Grup D.
Rokhman menjelaskan jajaran direksi PT Persibangga dalam waktu dekat akan menggelar pertemuan. Dalam agenda tersebut akan membahas program-program yang akan dijalankan pengurus untuk mewujudkan target promosi.
"Semua pengurus dan direksi akan berkumpul untuk pemaparan program kerja karena kami bertekad membangun tim ini dengan sungguh-sungguh," ucapnya.
Disinggung wacana bergulirnya kompetisi Divisi Utama independen, Rokhman enggan menanggapi lebih jauh. Pihaknya lebih dulu melihat situasi dan kondisi persepakbolaan Indonesia ke depan.
Rokhman berharap kompetisi seperti musim-musim sebelumnya bisa berjalan, bukan sekadar turnamen. "Kalau hanya turnamen kami tak antusias. Kami butuh kompetisi dengan jenjang yang jelas,'' tuturnya.