Sukses


Formasi Tim Jagal yang Suka Main Kasar di PJS

Bola.com, Jakarta - Permainan sepak bola melibatkan banyak kontak fisik dalam tiap aksinya. Adu fisik merupakan hal yang tak dapat dihindari, bahkan dalam kenyataannya, permainan keras yang mengandalkan kontak fisik kerap menjadi strategi yang memang diinstruksikan oleh sang pelatih.

Tentu, permainan keras yang dimaksud tetap berada dalam koridor yang diperbolehkan yang telah diatur oleh FIFA dalam Laws of The Game. Kontak fisik yang berlebihan hingga menjurus kasar akan dihadiahi dengan hukuman pelanggaran, kartu kuning, atau kartu merah oleh pengadil di lapangan.

Dari Piala Jenderal Sudirman (PJS) yang baru saja usai, Labbola mencoba menyusun formasi sebelas pemain dengan catatan pelanggaran maupun hukuman kartu yang signifikan. Berikut hasilnya:

Penjaga gawang: Aditya Harlan
Hanya turun dalam satu pertandingan membela Persipasi Bandung Raya, kiper berkepala plontos ini tak banyak melakukan pelanggaran. Namun dari satu pelanggaran yang dilakukannya, eks pemain Barito Putera ini menerima satu kartu kuning dan juga menyebabkan timnya dijatuhi hukuman penalti atas aksi berbahayanya tersebut.

Bek: OK John, Dominggus Fakdawer, Benny Wahyudi, dan Diego Michels
Keempatnya bukan nama asing di kancah sepak bola Tanah Air. Keandalan mereka dalam menggalang pertahanan kokoh pun tak perlu disangsikan lagi. Lewat permainan taktis yang tak kenal kompromi, pertahanan pun sulit untuk ditembus lawan. Namun sebagai risiko gaya bermain yang diperagakan, pelanggaran dan hukuman kartu tidak bisa dijauhkan dari keempatnya.

O.K. John menjadi pemain yang kerap melakukan pelanggaran dengan total 15 pelanggaran, sekaligus kolektor kartu kuning terbanyak bersama Benny Wahyudi dengan koleksi 4 kartu kuning, satu di antaranya merupakan kartu kuning kedua yang memaksa keduanya keluar dari lapangan.

Dominggus Fakdawer, pemain yang dikenal bertemperamen tinggi ini tercatat mengoleksi 3 kartu kuning dan 1 kartu merah langsung dari total 12 pelanggaran yang dilakukannya. Bermain sebanyak 5 kali, Fakdawer dikeluarkan oleh wasit pada dua kesempatan. Masing-masing oleh kartu merah langsung dan kartu kuning kedua.

Diego Michiels menjadi satu-satunya bek terpilih yang tidak merasakan diusir oleh wasit sepanjang PJS. Namun demikian, Diego tetap mengantongi 3 kartu kuning dari 7 pertandingan yang dijalaninya. Gelandang Semen Padang, Vendry Mofu, berusaha melewati hadangan pemain Mitra Kukar, Hendra Ridwan, pada laga final Piala Jenderal Sudirman. Beberapa bagian lapangan tergenang karena hujan. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Empat kuartet lini tengah
Trio Semen Padang, Vendry Mofu, Irsyad Maulana, dan Yu Hyun-koo ditambah Asep Berlian dari Surabaya United dipilih untuk mengisi lini tengah tim "terkasar" versi Labbola ini.

Meski memperoleh cap sebagai pemain yang kasar, Vendry Mofu dan dua rekannya mampu mengantarkan kesebelasannya melaju hingga ke babak final PJS. Ketiganya bahkan menjadi sosok vital di lini tengah skuat asuhan Nil Maizar tersebut. 

Total kartu kuning dari ketiga pemain ini berjumlah 16 kartu kuning dengan rincian 6 milik koo dan sisanya dibagi rata masing-masing 5 kartu kuning untuk Vendry Mofu dan Irsyad Maulana.

Vendry Mofu hingga semifinal merupakan pemain dengan jumlah pelanggaran paling tinggi dengan total pelanggaran sebanyak 22 kali, dan tercatat diusir oleh wasit sebanyak 2 kali setelah menerima kartu kuning kedua di dua kesempatan berbeda.

Sedangkan koo adalah pemain dengan koleksi kartu kuning terbanyak di PJS. Nahas, 2 kartu kuning yang diterima pemain Korsel ini di partai final memaksa dirinya keluar dari lapangan dan menyebabkan kerugian besar bagi kesebelasan Semen Padang.

Keluarnya koo di awal babak kedua boleh jadi merupakan faktor utama kegagalan Semen Padang mempertahan keunggulannya di partai puncak tersebut.

Satu tempat lainnya di lini tengah diberikan kepada Asep Berlian atas "capaian" istimewanya mengumpulkan 4 kartu kuning dan 14 pelanggaran dari lima kali turun berkostum Surabaya United.


Duet lini depan
Dua slot tersisa di tim ini diberikan kepada Patrick Dos Santos Cruz dan Hendra Adi Bayauw. Kedua pemain yang mewakili tim finalis PJS ini sama-sama mengoleksi 4 kartu kuning sepanjang turnamen.

Hukuman kartu kuning ini menjadi mimpi buruk bagi Hendra Adi Bayauw karena dirinya tidak dapat turun di pertandingan final akibat akumulasi kartu kuning yang diperolehnya di semifinal.

Di lain pihak, Patrick Dos Santos selain meraih gelar top skor, juga merupakan penyerang dengan total pelanggaran terbanyak di turnamen ini dengan total pelanggaran sebanyak 18 kali hingga babak semifinal.

Total 43 kartu kuning dan 1 kartu merah yang dikumpulkan oleh para pemain terpilih ini tentu merupakan angka yang cukup tinggi. Meski acap kali merugikan tim yang dibela, torehan pelanggaran dan koleksi hukuman kartu tersebut juga menandakan hal positif, bahwa 11 pemain ini tampil habis-habisan di setiap pertandingan, bahwa mereka bermain dengan determinasi tinggi tiap kali dipercaya pelatih untuk berlaga di lapangan.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer