Bola.com, Jakarta - Rahmad Darmawan sukses melakoni debutnya sebagai pelatih T-Team dengan hasil positif. Kemenangan atas ATM berhasil membawa T-Team menggenapi peserta Malaysia Super League (MSL) 2016. Bermain di Stadion Ipoh, Perak (30/1/2016), T-Team menundukkan ATM dengan skor 2-1 dalam play-off tiket lolos ke MSL.
T-Team merupakan klub pertama asal luar negeri dalam karier kepelatihan RD. Sebelumnya, pria yang merupakan mantan anggota Angkatan Laut ini telah malang melintang di kancah sepak bola Tanah Air.
Keputusan T-Team menunjuk coach RD sebagai pelatih bukan tanpa alasan. Beberapa tahun belakang, pelatih berusia 49 tahun ini memang telah mengukuhkan statusnya sebagai pelatih top Indonesia, terbukti dengan deretan klub-klub besar yang bergantian menggunakan jasanya. Beberapa gelar juara di sepanjang kariernya menjadi bukti keandalan sang pelatih kelahiran Metro, Lampung ini.
Advertisement
Baca Juga
Setelah berhasil membawa T-Team ke MSL 2016, tugas RD tentu semakin berat, yakni membawa klub asal Kuala Terengganu ini mampu bersaing di kompetisi sepak bola tertinggi Negeri Jiran.
Adapun musim lalu T-Team harus puas menjadi peringkat tiga Malaysia Premiere League, kompetisi kasta kedua di Malaysia. Sejatinya hanya dua tim teratas yang boleh promosi ke MSL. Namun, keuntungan didapat RD dan T-Team ketika Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memutuskan untuk tidak lagi mengikutsertakan tim asal Singapura, Lions XII, dalam kompetisi nasionalnya.
Rahmad menjadi nama ketujuh yang menjabat sebagai pelatih kepala T-Team. Banyaknya pergantian pelatih menunjukkan bahwa manajemen belum menemukan sosok yang tepat untuk memimpin T-Team.
Posisi di klasemen akhir dari klub ini pun tak pernah berada di papan atas. Lima musim terakhir, posisi terbaik T-Team di klasemen terakhir adalah berada di peringkat 8 di musim 2012. Selebihnya, T-Team berada di peringkat 9 pada musim 2011, 10 pada musim 2013, dan 11 pada musim 2014 yang berujung pada turunnya T-Team ke Malaysia Premiere League.
Dari 118 pertandingan yang telah dilalui T-Team sejak 2011, rasio kemenangan yang diperoleh hanya sebesar 36%, atau sebanyak 42 pertandingan. Lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kekalahan sebanyak 51 pertandingan yang diderita tim dengan kostum kebesaran hitam putih ini.
Sepanjang 5 musim ke belakang, T-Team mencatatkan rata-rata perolehan poin sebanyak 1,28 poin per pertandingan. Selisih gol yang negatif pun seakan mengiringi hasil buruk ini. 32 gol per musim adalah total produktivitas tim 5 musim terakhir, sedangkan angka kebobolan mencapai 32,8 gol di tiap musimnya.
Di lain pihak, dari data yang dihimpun Labbola 7 musim terakhir, RD telah menjalani 192 pertandingan Liga Indonesia dengan hasil 94 menang, 44 imbang, dan 54 kalah. Persentase kemenangan yang dicatatkan ayah dua orang anak ini berada di angka 49%.
2 raihan gelar Piala Indonesia bersama Sriwijaya FC menghiasi perjalanan karier seorang Rahmad Darmawan di 7 musim terakhir ini. Belum lagi jika menghitung 2 medali perak kala menukangi Tim Nasional Indonesia di SEA Games 2011 dan 2013.
Melatih 5 klub berbeda, RD mencatatkan raihan 1,7 poin per pertandingan. Catatan rata-rata gol tiap musim dari tim-tim yang dilatih pun positif dengan 50,86 gol memasukkan dan 33,29 gol kemasukan.
Rapor statistik karier selama 7 musim terakhir ini telah menunjukkan bahwa pencapaian Rahmad Darmawan lebih baik daripada statistik T-Team 5 musim ke belakang.
Kesiapan T-Team mengarungi MSL 2016 pun cukup baik. Rahmad Darmawan membawa serta tim pelatih asal Indonesia dan juga sejumlah pemain yang pernah berkompetisi di Indonesia, yakni Rohit Chand, Abdoulaye Maiga, dan Makan Konate. Semoga sukses di Malaysia, coach RD!