Bola.com, Surabaya - Sosok Gomes de Oliveira diplot sebagai pelatih kepala Madura United (MU) FC klub yang tadinya bernama Persipasi Bandung Raya yang baru saja diakuisi mantan pengurus PSSI, oleh Achsanul Qosasi ini.
Bagaimana kronologis arsitek asal Brasil itu bisa terpilih menangani tim berjulukan Sape Kerap itu. Berikut petikan wawancara bola.com pada Senin (1/2/2016) dengan mantan nakhoda Persiwa Wamena dan Persela Lamongan tersebut:
Kapan Anda diminta melatih MU oleh manajemen?
Lebih kurang seminggu yang lalu. Kala itu saya berada di rumah dengan keluarga, tiba-tiba manajer MU (Haruna Soemitro) menelepon saya. Dia tanya seputar aktivitas saya terakhir, dan apakah saya terikat dengan klub lain.
Setelah mengetahui saya tidak lagi melatih tim apa pun, dia menawari saya untuk menjadi pelatih MU. Sesaat setelah itu saya bicara dengan istri dan anak. Mereka mendukung penuh saya agar menerima pinangan itu. Saya pun kontak Pak Haruna dan menyatakan kesiapan untuk melatih MU.
Di saat kondisi sepak bola kacau seperti sekarang, apa yang membuat Anda berani menerima pinangan melatih MU?
Bola itu hidup saya. Saya besar dari sepak bola, baik sebagai pemain maupun pelatih. Soal kondisi sepak bola seperti sekarang, saya tidak peduli. Yang penting, saya bisa melatih lagi. Hati dan tangan saya sudah gatal setelah setahun lebih saya hanya jadi penonton.
Anda dituntut membangun tim yang solid di waktu singkat, karena MU berencana tampil di sejumlah turnamen dalam waktu dekat. Bagaimana Anda merespons tuntutan tersebut?
Advertisement
Baca Juga
Itulah tantangan terberat yang harus saya hadapi. Banyak pemain bagus yang sudah memiliki klub. Saya harus mencari sisa-sisa di antara mereka. Karena itu pula saya dan manajemen bekerja cepat untuk memburu pemain.
Saya yakin masih ada pemain bagus yang belum terikat kontrak klub-klub Indonesia Super League. Semoga dalam sisa waktu yang ada, kami bisa mendatangkan banyak pemain berkualitas, karena saya, asisten pelatih (Winedy Purwito) dan manajer Haruna Soemitro sedang berusaha hubungi sejumlah pemain bagus yang berstatus bebas kontrak.
Moga-moga proses negosiasi dengan mereka berjalan mulus. Saya ingin MU memiliki komposisi tim yang dihuni pemain-pemain berkelas agar kami bisa kompetitif saat tampil di sebuah turnamen atau kompetisi nantinya.
Bagaimana jika ternyata gagal mendapatkan pemain-pemain yang memenuhi kualifikasi yang Anda inginkan?
Kalau tidak sekelas bintang, minimal standar ISL yang berpengalaman tampil di laga-laga kompetitif level atas. Kalaupun ternyata kami sulit mendapatkan pemain model seperti itu saya akan cari pemain skill biasa-biasa saja tapi punya semangat tinggi.
Saya terbiasa melatih dengan mengedepankan kolektivitas. Lihat saja saat saya melatih Persela dan Persiwa. Kedua klub tersebut tak memiliki banyak pemain bintang, akan tetapi keterbatasan itu bisa ditutupi dengan kekompakan. Prestasi yang saya raih di sana lumayan bagus.
Siapa saja pemain asing yang akan didatangkan dan di posisi mana saja?
Sekarang ada Alan Aciar (bek tengah/Argentina), dan satu lagi pemain dari Benua Afrika. Saya tidak tahu siapa nama pemain tersebut karena baru datang, Senin (1/2/2016) pagi tadi. Rencananya, minggu depan ada pemain dari Brasil.
Saya butuh satu stopper, dua striker asing yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Kalau tidak bisa, satu depan, satu tengah, dan satu belakang.
Apa target yang dibebankan manajemen?
Untuk sementara belum bicara soal target. Karena manajemen juga belum tahu turnamen atau kompetisi apa yang akan diikuti tim ini. Namun, apa pun target yang dibebankan, asal sesuai dengan kondisi dan kekuatan tim ini, saya siap.
Saya yakin, manajemen bisa mengukur dan menakar kemampuan tim ini. Di mana mereka akan finish jika mengikuti turnamen atau kompetisi.
Dalam situasi seperti sekarang, nasib pelatih sebuah klub bisa diputus di tengah jalan, apakah Anda siap?
Saat menerima tawaran dari manajemen Madura United, saya sudah memikirkan hal itu. Saya tahu, tahun lalu banyak pelatih yang jadi korban pemecatan di tengah jalan. Karena itu, saya sangat siap mengambil risiko apa pun.