Bola.com, Jakarta - Ada perbedaan pendapat yang mencolok dari dua petinggi olahraga Indonesia, terkait pengaruh sanksi FIFA terhadap karier pemain sepak bola Indonesia.
Ketua tim Ad-Hoc, Agum Gumelar, merasa takut kiprah pemain Indonesia di luar negeri akan terhenti bila Indonesia mendapat sanksi hingga 2017. FIFA memberi sanksi untuk Indonesia pada 30 Mei 2015. Hukuman itu dijatuhkan karena adanya intervensi pemerintah terhadap PSSI. Nasib Indonesia akan ditentukan saat FIFA menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 26 Februari 2016 di Zurich, Swiss.
Baca Juga
Menurut mantan Ketua Umum PSSI tersebut, sanksi FIFA yang kini sudah dijatuhkan untuk Indonesia bisa lebih berat lagi bila diputuskan pada KLB. Kemungkinan besar para pemain Indonesia yang kini bermain di luar negeri seperti Andik Vermasah, Irfan Bachdim, dan lain-lainnya harus kembali ke Tanah Air.
Baca Juga
Advertisement
"Saya khawatir ada poin-poin yang memberatkan. Jadi, para pemain yang sudah bermain di luar negeri harus kembali ke Indonesia," ucap Agum saat jumpa pers di rumahnya, Kamis (4/2/2016).
"Semoga sebelum mereka ketuk palu, sanksi untuk Indonesia bisa dicabut. Bila tidak Indonesia bisa semakin dikuncilkan karena tidak bisa berpartisi di ajang internasional," ia menambahkan.
Bila saat KLB Indonesia diputuskan tetap terkena hukuman, maka sanksi tersebut baru bisa dicabut lagi pada kongres berikutnya. Artinya, paling cepat sepak bola Indonesia terbebas dari sanksi paling cepat pada 2017.
Sementara, Menpora Imam Nahrawi punya keyakinan lain. Sanksi FIFA tidak berpengaruh kepada karier pemain Indonesia di luar negeri. Hal itu sudah terbukti dengan banyaknya pemain Indonesia yang berkarier di Malaysia, Myanmar, Timor Leste, dan terbaru Evan Dimas gabung Espanyol B.
"Sudah ada buktinya. Evan Dimas bisa ke Spanyol," kata Imam Nahrawi.
Beberapa waktu lalu, PSSI juga sudah memastikan ke FIFA bahwa sanksi yang didapat Indonesia tak berpengaruh ke hubungan individu pemain dengan klub. "FIFA tidak melarang interaksi dengan sepak bola Indonesia dalam hal individu atau perekrutan pemain," kata Sekjen PSSI, Azwan Karim.