Bola.com, Bandung - Dua pemain andalan Persib Bandung, Yandi Sofyan Munawar dan Rahmat Hidayat, mencoba memberikan masukan untuk penyelesaian konflik sepak bola Indonesia yang berujung pada merosotnya peringkat Indonesia di FIFA.
Dari ranking FIFA per 4 Februari 2016, Indonesia menempati peringkat ke-180 di bawah Malaysia dan Timor Leste. Hal itu mendatangkan kecemasan dari kalangan pesepak bola Tanah Air, termasuk skuat Persib Bandung.
Baca Juga
Kekhawatiran para pesepak bola di Indonesia semakin bertambah mengingat federasi tertinggi sepak bola dunia, FIFA bakal menggelar kongres pada 26 Februari 2016, dengan salah satu agenda membahas pembekuan terhadap anggota.
Sepak bola Indonesia akan semakin terpuruk bila pemerintah dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang dipimpin Imam Nahrawi tak segera mencabut Surat Keputusan (SK) No. 01307.
Advertisement
Baca Juga
Pasalnya, jika sampai 26 Februari 2016 pembekuan PSSI belum dicabut, dipastikan sanksi untuk sepak bola Indonesia semakin panjang dan diperkirakan hingga 2017.
"Peringkat ini (180), yang saya tahu memang terburuk dalam sejarah sepak bola Indonesia. Solusinya ya menggelar kompetisi dan cabut pembekuannya. Saya rasa semua juga menginginkan sepak bola berjalan dengan baik seperti semula," kata Yandi Sofyan kepada bola.com.
Pemain baru rekrutan Persib, Rahmat Hidayat, mengatakan hal sama. Menurut mantan pemain Pelita Bandung Raya itu, bagaimana peringkat Indonesia tidak turun jika tidak ada kompetisi dan pembekuan PSSI tidak juga dicabut.
"Kami pun sangat butuh kompetisi karena kalau turnamen hanya satu atau dua bulan saja. Pantas kalau peringkat turun terus kalau kompetisi tidak ada," tutur Rahmat.