Bola.com, Malang - Pengalaman bermain di kasta kedua Liga Bahrain bersama Al Najma belum cukup membuat Arema Cronus memberikan kontrak langsung kepada bek Ryuji Utomo. Ryuji bergabung dalam sesi latihan Singo Edan sejak Jumat (12/2/2016) dengan status seleksi.
Namun, itu tak membuatnya merasa dipandang sebelah mata. Ryuji merasa, di Arema dia makin termotivasi karena bersaing dengan nama-nama besar pesepakbola Tanah air. Berikut wawancara bola.com dengan Ryuji Utomo.
Setelah kembali dari Bahrain, bagaimana kondisi Anda? Sudah siap berjuang mendapatkan kontrak di Arema?
Saya kembali dari Bahrain awal Januari lalu. Tapi sebulan ini tetap latihan serius. Persiapan saya ke Arema sama seperti waktu sebelum berangkat ke Bahrain. Jadi sudah siap bersaing biar bisa resmi jadi pemain Arema. Pengalaman main di Bahrain juga membuat saya lebih baik.
Di sana karakter main keras dan tempo tinggi. Tidak jauh beda dengan di Indonesia. Saya rasa pengalaman itu berguna untuk main di Arema.
Advertisement
Baca Juga
Bagaimana rasanya seleksi di Arema? Tidak masalah dengan adaptasi program pelatih Milomir Seslija?
Suasana di tim Arema membuat saya nyaman, karena semua pemain menerima dengan baik. Saya juga sudah kenal dengan beberapa pemain seperti Junda Irawan, Dio Permana, dan Antoni Putro karena pernah satu tim di timnas U-19 dan SAD Uruguay. Soal adaptasi dengan program latihan sudah bisa. Programnya bagus dan latihan serius dengan kedisiplinan tinggi.
Di posisi stoper, Anda harus bersaing juga dengan Hamka Hamzah. Selain itu, ada Kiko Insa dan Purwaka Yudi. Tidak segan bermain dengan mereka?
Justru saya senang bisa berada satu tim dengan para pemain senior, karena banyak ilmu yang akan didapat. Khusus untuk Bang Hamka, jujur dia idola saya sejak kecil. Dulu di Jakarta saya pernah bertemu sekali dan minta foto bareng. Sekarang malah ada di satu tim. Senang banget pastinya. Karakter mainnya saya suka dan menjadi inspirasi.
Anda pernah bermain untuk Mitra Kukar. Meski baru seleksi di Arema, apa perbedaan kedua tim itu menurut Anda?
Di Arema latihannya lebih serius. Kalau perbedaannya, Arema punya suporter fanatik dan atmosfer Stadion Kanjuruhan luar biasa. Suporter penuh kalau Arema main. Saya pernah main di Kanjuruhan waktu memperkuat Mitra Kukar di SCM Cup tahun lalu. Ini juga salah satu faktor saya ingin sekali gabung Arema Cronus.
Adaptasi dengan Kota Malang bagaimana?
Tiga tahun lalu saya pernah tiga bulan tinggal di Batu untuk pemusatan latihan timnas U-19. Kemungkinan cuaca di Kota Malang sama karena lokasinya gak jauh. Jadi mudah adaptasi.
Saya juga anak rumahan. Jarang keluar jalan-jalan. Kerasan-kerasan saja nanti kalau memang jadi pemain Arema. Cuma agak penasaran dengan kuliner Malang. Ada referensi? Mungkin bakso ya..he-he-he.