Bola.com, Zurich - Kabar terbaru datang jelang Kongres Luar Biasa (KLB) FIFA, 26 Februari 2016, yang berlangsung di Zurich, Swiss. Pada Senin (15/2/2016) malam WIB, situs resmi FIFA merilis agenda resmi sidang Komite Eksekutif FIFA, yang digelar dua hari sebelum KLB FIFA atau pada 24 Februari 2016.
Yang menarik, dalam tujuh agenda itu tak tercantum adanya rencana pembahasan mengenai situasi terkini kisruh sepak bola di Indonesia. Dalam poin C nomor 6 memang tercantum agenda "lain-lain", namun dalam poin itu Indonesia tidak ditulis dalam pembahasan.
Seperti dikutip di situs resmi FIFA, Komite Eksekutif FIFA hanya akan membahas ratifikasi keputusan sejumlah Komite Darurat di lima negara anggota, yakni Honduras, Maladewa, Thailand, Benin, dan Guatemala. Tak ada satu kata pun yang mencantumkan "Indonesia" dalam susunan agenda tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Hal ini menandakan bila kisruh sepak bola Indonesia kemungkinan besar juga tak akan dibawa ke KLB FIFA. Pasalnya, selama ini Kongres FIFA tinggal menyetujui hasil rapat Komite Eksekutif FIFA yang biasanya berlangsung satu atau dua hari sebelumnya.
Rilis agenda sidang Komite Eksekutif FIFA yang ditandatangani Plt. Sekjen FIFA, Markus Kattner, ini sedikit banyak bisa memupus kekhawatiran pelaku sepak bola di Tanah Air, termasuk tim Ad-Hoc PSSI. Sebelumnya, ada kekhawatiran sanksi pembekuan yang diterima Indonesia pada 30 Mei 2015 bakal dinaikkan ke Kongres FIFA.
Seperti diketahui, hal itu berarti sanksi FIFA atas Indonesia hanya bisa dicabut pada saat FIFA menggelar kongres dan bukan dalam level sidang Komite Eksekutif seperti saat sanksi pembekuan dijatuhkan.
Komite Eksekutif FIFA sesuai rencana akan menggelar sidang kembali pada 17-18 Maret di Zurich. Bisa saja saat itu persoalan Indonesia akan dibahas, tetapi bisa juga tidak. Yang pasti, jelang penyelenggaraan sidang Komite Eksekutif FIFA dan KLB FIFA, perwakilan tim Ad-Hoc PSSI yang dipimpin Agum Gumelar akan berangkat ke Zurich untuk melaporkan hasil kerja tim yang dipimpinnya.
Di sisi lain, meski tetap diundang dalam kongres mendatang, Indonesia hanya memiliki hak bicara dan dipastikan tidak memiliki hak suara dalam pemilihan Presiden FIFA yang jadi salah satu agenda Kongres Luar Biasa FIFA. Negara anggota lain yang bernasib sama seperti Indonesia adalah Kuwait, yang juga masih terkena sanksi induk organisasi sepak bola dunia itu.