Bola.com, Ngawi - Cara berpakaian manajer Persatu Tuban, Fahmi Fikroni, yang selalu mengenakan setelan jas ketika mendampingi tim bertanding mengundang komentar sesama pengelola klub. Adalah bos Persinga Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, yang melontarkan kritik soal gaya koleganya itu.
"Cara berpakaian Mas Roni (panggilan Fahmi Fikroni) bagus. Tapi, tidak pada tempatnya karena di sepak bola Indonesia tidak lazim manajer tim memakai jas di pinggir lapangan saat pertandingan. Kalau itu dilakukan Roni di acara formal seperti resepsi atau di kantor, saya kira sangat pas," ucap Dwi Rianto Jatmiko kepada bola.com di Kediri.
Mendapat kritikan dari koleganya seperti itu, Fahmi Fikroni menanggapi dengan santai. "Kalau Mas Antok (panggilan Dwi Rianto Jatmiko) komentar seperti itu, berarti itu tanda sayang untuk saya. Berarti selama ini dia juga memperhatikan cara berbusana saya. Itu bagus karena ternyata gaya saya diperhatikan orang lain," tutur Roni.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai manajer muda penuh semangat, Roni memang sengaja ingin menunjukan jati diri dirinya. "Saya harus punya ciri khas yang tak dimiliki orang lain. Jika selama ini orang memperhatikan gaya saya, berarti misi saya berhasil. Di lapangan, dari jauh pun sekarang orang akan langsung tahu kalau ada manajer tim pakai jas, berarti itu saya," ucap Roni tertawa.
Sebenarnya di balik penampilannya yang rapi itu, ada tujuan bagus yang dibidik Roni. Terutama untuk pembenahan sepak bola Indonesia dari sisi profesionalisme.
"Awalnya memang jengah juga banyak teman-teman yang mengkritik cara saya ini. Saya ingin mengubah pandangan orang yang selama ini sepak bola harus tampil sporty. Tapi, tradisi itu kebablasan. Manajer biasa pakai kaos oblong atau polo. Pelatih masih ada yang masih pakai celana kolor pendek saat pertandingan resmi. Ini kan tidak menghargai profesi mereka sendiri," papar Roni.
Secara jujur, Roni memang meniru gaya manajer sepak bola di Eropa. "Di Eropa, sedap dipandang ketika manajer atau pelatih memakai jas. Untuk profesional harus dimulai dari diri sendiri. Ternyata gaya saya ini berpengaruh dalam internal tim Persatu. Para pemain pun merasa terhormat dan percaya diri melihat penampilan saya," ujarnya.