Bola.com, Ciamis - PSGC Ciamis seperti diungkapkan manajer tim, Herdiat Sunarya, sangat serius untuk menyukseskan pertemuan para CEO dan pengelola klub profesional serta amatir seluruh Indonesia di Ciamis, 24-26 Februari 2016.
Keseriusan itu salah satunya dibuktikan melalui kesediaan mengeluarkan dana hingga ratusan juta rupiah demi kelancaran acara ini.
Baca Juga
Erick Thohir Melting Setelah Koreografi Gundala Vs Godzilla Suporter Timnas Indonesia Dipuji FIFA: Kita Pasti Termehek-mehek
Alasan Timnas Indonesia Tetap Bermain di SUGBK, meski Rumputnya Gitu-Gitu Terus: GBT dan JIS Belum Jadi Opsi
Lantik Federasi Futsal dan Sepak bola Pantai Indonesia, Erick Thohir: Konsolidasi Total Menuju Garuda Mendunia
"Dana silaturahmi nanti murni swadaya kami. Tanpa sponsor atau dari simpatisan. Kami siapkan anggaran Rp 500 juta untuk operasional undangan yang datang ke Ciamis. Itu (uang Rp 500 juta) untuk akomodasi, konsumsi, dan penggantian transportasi perwakilan klub," ungkap Herdiat Sunarya.
Herdiat menjelaskan ajang yang dibalut dengan tajuk silaturahmi itu guna mencari solusi konflik sepak bola nasional antara pemerintah dan PSSI yang hingga kini seolah tak berujung.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai pengurus klub, kami sangat menderita dengan konflik itu. Kami sudah capek semua ini berakhir. Dua gajah bertarung, klub ibarat pelanduk yang jadi korbannya. Kami berharap dari pertemuan nanti, para pengelola klub menghasilkan rumusan untuk mengakhiri konflik. Soal hasilnya, kami serahkan pada forum," kata Herdiat.
Menurut sang manajer, sejatinya pemilik kedaulatan tertinggi sepak bola Indonesia adalah klub anggota, bukan pemerintah atau PSSI.
"Pengurus PSSI itu dipilih anggota lewat kongres. Di statuta PSSI, AFC, dan FIFA, telah tegas diatur pemerintah tak boleh intervensi. Agenda ini murni untuk menyelamatkan sepak bola. Tak ada muatan politis atau berpihak pada salah satu kubu yang berselisih. Biarlah PSGC jadi martir demi solusi konflik berkepanjangan ini," paparnya.
PSGC menuturkan jika klub tak segera bergerak mengatasi konflik, Indonesia akan kehilangan satu atau dua generasi penerus sepak bola. "Konflik ini hampir setahun. Satu generasi telah hilang kesempatan untuk membela timnas di semua kelompok umur yang masuk agenda internasional," ujarnya.
Herdiat Sunarya mengklaim 13 klub ISL, 30 klub Divisi Utama, dan enam klub Liga Nusantara siap hadir di Ciamis. "Itu belum termasuk perwakilan dari APPI dan pelatih. Semua pelaku sepak bola kami undang di pertemuan nanti," bebernya.