Bola.com, Kediri - Ada beberapa usulan yang akan disampaikan para pengelola klub Divisi Utama asal Jatim pada pertemuan di Ciamis, 24-26 Februari. Muara yang akan digulirkan adalah adanya kepastian kompetisi bagi kasta kelas dua tersebut.
"Kami hanya menuntut adanya kompetisi bagi Divisi Utama. Sebenarnya di klub-klub Divisi Utama dan Liga Nusantara lah tempat berkumpulnya para pemain. Jika tak ada kompetisi, mereka tak bisa mendapat penghasilan dan membangun karier pribadinya," sebut Suhariono, Ketum PSBK Kota Blitar.
Wakil Ketua Umum Madiun Putra FC Harminto lebih spesifik menyebut soal hak komersial klub yang selama ini hanya mendapatkan nominal terlalu kecil dibandingkan kontestan ISL.
Advertisement
Baca Juga
"Wajar bila klub-klub ISL dapat kue sangat besar. Tapi kesenjangan pembagian dengan klub Divisi Utama jangan terlalu lebar. Klub DU dan ISL sama-sama klub profesional yang mengandalkan biaya operasional dari sponsor. Klub Divisi Utama juga punya nilai jual, jika operator kompetisi juga serius mengangkat pamor kami," ujar Harminto.
Manajer Tim Persatu Tuban Fahmi Fikroni mengamati selama ini Divisi Utama seperti anak tiri di kompetisi profesional Indonesia. "Kami anggap wajar bila ISL punya nilai jual lebih ketimbang Divisi Utama. Tapi jangan perlakukan kami terlalu berbeda seperti anak tiri," ungkapnya
"Divisi Utama juga anggota asosiasi. Operasional kami juga besar untuk ikut kompetisi. Wajar bila kami dapat hak komersial setengah dari yang diberikan untuk klub-klub ISL," tutur Fahmi Fikroni.
Ketua Persinga Ngawi Dwi Rianto Jatmiko akan bersikap menunggu dinamika yang terjadi di pertemuan Ciamis nanti. "Lihat saja perkembangan wacana yang dilontarkan teman-teman nanti. Kami akan mendukung penuh perbaikan nasib klub dan kelangsungan kompetisi," ujar Dwi Rianto Jatmiko.