Bola.com, Ciamis - Pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang menginstruksikan Menpora Imam Nahrawi agar mengkaji pencabutan SK Pembekuan PSSI jadi topik diskusi hangat pada agenda silaturahmi CEO klub sepak bola se-Indonesia di Islamic Center Ciamis, Kamis (25/2/2016).
"Kami berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang akhirnya berencana mencabut SK Pembekuan. Tapi, kami berharap kebijakan itu bukan PHP (pemberi harapan palsu) bagi kami sebagai anggota PSSI," ujar Aven Hinilo, CEO Persigo Gorontalo.
Acara yang dipandu pakar komunikasi Effendi Gazali itu diikuti 44 perwakilan Divisi Utama, 1 klub ISL yang dihadiri Manajer Persib, Umuh Muchtar, dan Eka Ramdani (pemain), serta Budiman (pelatih).
Silang pendapat statemen Ketua Tim Ad-Hoc PSSI, Agum Gumelar, dan Menpora Imam Nahrawi soal KLB pun menyeruak dan memancing komentar beragam dalam forum.
"Kami tak setuju bila ada KLB. Pertemuan ini bukan untuk melengserkan Presiden PSSI atau fokus kelangsungan kompetisi. Kami lebih setuju pada nasib kompetisi dan perbaikan nasib Divisi Utama," kata Hidayat, CEO Persebo Bondowoso.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Umum Persewangi Hari Wijaya menimpali dengan menyebut KLB sah-sah saja, bila diatur di Statuta PSSI. "Wacana KLB ini telah dibicarakan antara Agum Gumelar dengan Menpora Imam Nahrawi. Tapi, itu harus dicermati dengan seksama. Kalau di Statuta PSSI tak diatur, sulit untuk mewujudkannya," ucap Hari Wijaya.
Sementara Asisten Manajer Persepam Madura Utama, Nadi Mulyadi, menganggap KLB PSSI salah satu solusi mengatasi konflik sepak bola nasional.
"Karena selama ini klub Divisi Utama tak terlalu dipedulikan PSSI. Sebagai anggota, kami belum pernah diajak diskusi bagaimana mengatasi kisruh ini. Di kompetisi pun, nasib kami jauh bila dibandingkan klub ISL," tutur Nadi.
Hal berbeda diangkat Manajer Perserang, Babay Karnawi, yang ingin hak komersial tim kasta kedua lebih diperhatikan. "Kami juga punya nilai jual. Seharusnya kami dapat perlakuan yang lebih baik dari operator kompetisi," tandasnya.