Bola.com, Gianyar - Setahun menjadi pelatih kepala di Bali United, Indra Sjafri belum juga mempersembahkan prestasi. Meski begitu, bos Serdadu Tridatu, Yabes Tanuri, memberi jaminan posisi sang mantan arsitek Timnas Indonesia U-19 itu tetap aman.
Manajemen Bali United belum berencana meninjau ulang kontrak jangka panjang Indra Sjafri. "Kami mengontrak Indra Sjafri selama lima tahun. Sepanjang setahun ini kami puas terhadap kinerjanya, walau belum pernah membawa Bali United juara di turnamen-turnamen yang diikuti klub," tutur Yabes Tanuri, Presiden Bali United.
Takaran kepuasan Bali United bukanlah gelar, akan tetapi berjalannya visi dan misi klub di tangan nakhoda asal Sumatera Barat itu.
Advertisement
Baca Juga
"Bali United punya fokus membina pemain muda dalam jangka panjang, dan setahun terakhir ini coach Indra bisa dengan baik menerjemahkan filosofi klub. Mungkin sekarang mereka masih mentah, tapi pada waktunya nanti mereka akan matang dan membuat Bali United jadi tim elite. Namanya membina, tidak mungkin dalam waktu singkat langsung menghasilkan gelar, pada waktunya akan datang sendiri," tutur Yabes.
Ditangah Indra Sjafri, performa Bali United tak bisa dikatakan istimewa. Klub hampir tak pernah masuk persaingan level elite di turnamen-turnamen yang diikuti. Terakhir di ajang Bali Island Cup 2016, Bali United hanya menempati posisi ketiga klasemen akhir, dari total empat tim peserta.
Bermain di kandang sendiri Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bobby Satria dkk. tak sekalipun memenangi pertandingan. Mereka hanya bermain imbang 1-1 melawan Persib Bandung dan PSS Sleman serta kalah 1-3 melawan Arema Cronus, yang akhirnya jadi juara turnamen.
Sebelum Bali Island Cup 2016, Bali United juga gagal di Piala Jenderal Sudirman dan Piala Presiden. Namun, kegagalan-kegagalan tersebut tak masuk hitungan manajemen klub. "Turnamen adalah ajang yang sifatnya tidak resmi. Pencapaian sebuah klub diukur dalam sebuah kompetisi. Faktanya kompetisi Indonesia Super League 2015 tak berjalan karena konflik PSSI dan Kemenpora," ungkap Yabes.
Banyak pengamat menilai, keberanian Bali United mengandalkan pemain belia, tanpa menyisipkan pemain-pemain top jadi penyebab utama mereka kesulitan bersaing dengan klub-klub elite bertabur bintang. Bahkan saat klub-klub lain mengontrak pemain asing, Bali United justru memilih hanya mengandalkan pemain lokal.
Menyangkut soal ketiadaan pemain asing Yabes dengan tegas mengungkapkan bahwa manajemen tetap pada pendiriannya. "Di masa konflik seperti ini buat apa mengontrak pemain asing? Tidak efisien dari sisi pendanaan. Kami bukan anti pemain asing, akan tetapi tunggu pelaksanaan kompetisi jelas dahulu. Saat tampil di kompetisi nanti kami akan mendatangkan pemain top dunia sekalian, biar benar-benar membawa dampak bagi tim," tutur pria yang juga pengusaha pariwisata dan otomotif tersebut.
Indra Sjafri, ikut menimpali soal pemain impor. "Saya punya idealisme ingin memberikan pentas buat pemain lokal di klub yang saya latih. Muara pembinaan yang dilakukan klub adalah Timnas Indonesia. Dengan memberi jam terbang tinggi bertanding kepada pemain lokal, timnas nantinya yang menikmati keuntungan."