Bola.com, Makassar - Meski baru dua pekan di Makassar, sosok Alex da Silva mampu meraih simpati suporter PSM Makassar lewat aksinya yang memikat di gim internal dan uji coba tim Juku Eja. Gelandang yang pernah satu tim dengan Alex Teixera (Shakhtar Donetsk) dan Douglas Costa (Bayern Muenchen) di Brasil U-20 ini dinilai bakal bersinar di Indonesia.
Tidak ingin calon bintangnya lepas, manajemen PSM Makassar langsung menyodorkan kontrak ke mantan playmaker Botafogo dan Palmeiras ini. Nasib Alex berbeda dengan dua kompatriotnya, Jean Philippe Dutra dan Carlos Eduardo, yang kesulitan beradaptasi di Makassar sehingga memutuskan pulang ke Brasil. Kondisi ini membuat
Kepada bola.com yang menemuinya di Hotel Aswin Makassar, Jumat (26/2/2016), Alex tidak hanya mengungkapkan alasan mengapa dirinya memilih berkarier di Indonesia. Pemain kelahiran 6 April 1990 mengaku menyimpan ambisi besar untuk mengembalikan pamornya yang tenggelam karena salah memilih agen dan klub dua tahun lalu. Berikut penuturan Alex kepada bola.com.
Advertisement
Baca Juga
Anda pernah bermain di timnas U-20 Brasil dan klub besar seperti Palmeiras. Kenapa memilih berkarier di Indonesia?
Saya menggangap bermain di PSM jadi kesempatan kedua dalam karier saya sebagai pesepak bola. Sebelumnya, saya sempat mengalami masa kelam setelah gagal berkarier di Eropa dua tahun lalu.
Kala itu, saya terkena tipu agen yang menawarkan saya bermain di Liga Super Turki. Ternyata di sana saya hanya bermain di klub amatir. Padahal, sebelum ke Turki, saya bermain di Palmeiras. Hati saya hancur dan sempat memutuskan berhenti sebagai pesepak bola.
Terus terang, ketika coach Luciano Leandro menawarkan saya bermain di Indonesia, saya sempat menolak karena trauma dengan pengalaman pahit di Turki. Tapi, dia terus membujuk saya. Akhirnya setelah berkali-kali bertemu dengan dia, saya mau ke Indonesia.
Apa yang disampaikan Luciano sehingga Anda mau ikut dengannya?
Luciano banyak bercerita soal pengalamannya bermain di Indonesia. Termasuk apa saja yang sudah dia dapatkan selama berkarier di PSM dan Persija Jakarta. Kehidupan Luciano terbilang mapan di Brasil. Dia punya hotel, rumah, mobil bagus dan pergaulan yang baik dengan banyak orang penting di Macae.
Saya percaya Luciano karena yakin dia orang jujur. Saya tahu dia punya ambisi besar untuk sepak bola Makassar dan Indonesia. Saya ingin membantu Luciano dengan bermain baik di PSM. Saya ingin kehidupan saya sama dengannya atau bahkan lebih baik.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berikutnya
Soal ambisi di PSM?
Luciano bercerita ke saya pengalamannya bermain di Liga Champions Asia bersama PSM. Saya tahu saat ini klub Indonesia tidak bisa bermain di kompetisi Asia karena PSSI masih terkena sanksi FIFA. Tapi, saya yakin sanksi itu akan berakhir dan saya punya kesempatan unjuk kemampuan bersama PSM di level Asia. Terus terang, saya punya ambisi bermain di klub besar Asia dan kemudian mengintip peluang bermain di Eropa.
Anda pertama kali datang ke Makassar, tetapi bisa berdaptasi cepat. Apa resepnya?
Seperti saya bilang tadi, saya punya ambisi besar bersama Luciano di PSM. Alhasil, saya menikmati proses seleksi di PSM. Saya pun berusaha keras beradaptasi dengan kondisi dan makanan di Makassar.
Terkait bahasa, saya memulainya dengan bahasa sepak bola. Saya beruntung teman-teman di PSM sangat terbuka. Begitu pun dengan makanan. Meski sempat terkena diare, pelan-pelan saya menyukai kuliner khas Makassar. Makanan favorit saya adalah sop konro.
Jean dan Carlos memutuskan kembali ke Brasil. Bagaimana perasaan Anda?
Sedih sudah pasti. Tapi, saya harus menghormati keputusan profesional mereka. Tapi, seperti saya bilang tadi, saya beruntung mendapatkan teman baru yang baik di PSM.
Di latihan, Ferdinand Sinaga dan Syamsul Chaeruddin kerap membantu saya untuk beradaptasi cepat dengan karakter permainan keras dan cepat ala PSM.
Meski masih terkendala bahasa, kami kerap berhubungan di media sosial memakai sistem terjemahan otomatis. Memang terjemahannya kerap lucu dan aneh, tapi bisa saya pahami. Ha..ha..ha..
Apa impian terbesar dalam hidup Anda?
Saya ingin membelikan rumah yang bagus buat orangtua saya. Hal itu bisa terwujud kalau saya mengawalinya dengan bermain baik bersama PSM.
Advertisement