Bola.com, Jakarta - Sejarah mencatat amat jarang pesepak bola asal Papua yang singgah di Tim Maung Bandung. Sejatinya hal tersebut bukan sesuatu yang mengherankan. Persib Bandung yang merupakan klub jebolan kompetisi perserikatan, amat kental aroma kedaerahannya.
Saat berlaga di kompetisi perserikatan Tim Pangeran Biru selalu mengandalkan pemain-pemain lokal asal Bandung serta Jawa Barat untuk mempertegas identitas sebagai klub kebanggaan Bumi Sangkuriang.
Advertisement
Baca Juga
Uniknya saat memasuki era penggabungan perserikatan dengan Galatama pada pertengahan 1990-an, situasi tersebut tak berubah. Persib yang dikenal amat jor-joran memboyong pemain-pemain top dari berbagai daerah terhitung jarang merekrut pesepak bola asal Papua.
Keberanian untuk merantau jadi salah satu faktor jarangnya pesepak bola ujung Timur Indonesia singgah ke Persib.
Di sisi lain perbedaan karakter permainan juga ikut memengaruhi. Pesepak bola Papua yang doyan bermain keras, tidak cocok dengan gaya bermain Persib yang cenderung stylist. Faktanya sejak Persib berdiri 1933 hanya ada empat pemain Papua yang pernah mencicipi kostum Maung Bandung. Siapa-siapa saja mereka?
1. Cornelis Rudolf
Cornelis Rudolf, pemain yang dijuluki Si Magrib ini punya banyak kisah manis bersama Persib. Ia jadi salah satu pemain penting generasi emas Maung Bandung di era 1980-an.
Sang gelandang serang sempat mencicipi gelar kompetisi perserikatan edisi 1986. Rudolf jadi salah satu pemain andalan pelatih Nandar Iskandar bersama para legenda: Adeng Hudaya, Ajat Sudrajat, Suryamin, Dede Rosadi, serta Djadjang Nurdjaman.
Uniknya Persib jadi juara perserikatan musim 1986 dengan mengalahkan tim asal Papua, Perseman Manokwari pada 11 Maret 1986 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan. Dalam laga final Rudolf tidak masuk jajaran starting line-up.
Gol kemenangan Tim Pangeran Biru dicetak Djadjang Nurdjaman pada menit 77. Begitu wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir, Senayan pun meledak oleh gemuruh dan sorak sorai bobotoh menyambut gelar juara yang sudah 25 tahun dinantinya.
Tak banyak informasi detail mencatat berapa lama Cornelis Rudolf membela Persib. Namun, namanya cukup membekas di kalangan fans fanatik klub, karena ia jadi bagian skuat bertabur gelar di pertengahan 1980-an.
2. Alexander Pulalo
Alexander Pulalo, jadi bagian generasi emas Timnas Primavera yang menjalani pelatnas jangka panjang di Italia pada tahun 1993-1995. Sang bek sayap kiri kerap wira-wiri di jajaran skuat Tim Merah-Putih level junior hingga senior. Kala itu namanya sepopuler pesepak bola asal Bumi Cendrawasih lainnya, Aples Tecuari.
Keberaniannya bergabung di Persib pada Liga Indonesia musim 2004 bukan sesuatu yang mengherankan. Sejak level junior pemain kelahiran Jayapura, 8 Mei 1973 tersebut sudah merantau keluar pulau. Catatan kariernya mulai 1994 menunjukkan kalau Alexander Pulalo malah sama sekali tidak pernah membela klub asal Papua. Ia mengawali karier di Semen Padang pada 1994-1998 sebelum akhirnya pindah ke Pelita Jaya (1998-1999), PSM Makassar (1999), PSIS Semarang (2000), Persija Jakarta (2001-2003).
Kepindahannya dari Tim Macan Kemayoran ke Persib Bandung memicu kontroversi, mengingat kedua klub punya hubungan rivalitas yang panas. Hanya saja kariernya di Maung Bandung terhitung singkat. Tuntutan tinggi berprestasi jadi penyebabnya. Persib kala itu dikenal doyan bongkar pasang pemain. Kegagalan Alexander Pulalo mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia 2004, membuatnya tersingkir bareng pelatih, Juan Antonio Paez.
Pilihannya pindah ke Arema Indonesia semusim kemudian terasa tepat. Ia sukses mengecap gelar juara Piala Indonesia musim 2005 dan 2006 secara beruntun.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Selanjutnya
3. David Laly
Terpilihnya Dejan Antonic sebagai pelatih baru Persib pada pertengahan Februari 2006 jadi berkah bagi David Laly. Gelandang serang yang sebelumnya membela Persipasi Bandung Raya (PBR) ikut diboyong mantan mentornya ke Tim Maung Bandung.
David Laly terhitung pemain kesayangan Dejan kala menukangi PBR musim 2004, yang berbuah prestasi semifinalis Indonesia Super League. Sayangnya krisis keuangan akut membuat PBR kocar-kacir di musim 2005.
David yang kelahiran Wamena, 7 November 1991 tersebut jadi bagian skuat bertabur gelar juara Persipura periode 2009-2013. Saat membela Tim Mutiara Hitam ia sukses meraih gelar Indonesia Super League 2010–2011 dan 2013. Hanya akhirnya sang pemain memilih merantau ke luar Papua, karena kesulitan menembus skuat inti Persipura.
Saat di Persipura, ia kalah bersaing dengan seniornya, Immanuel Wanggai, yang selalu jadi pilihan utama pelatih Jacksen F. Tiago. Di PBR kebintangan David Laly bersinar. Tingginya jam terbang bermain membuatnya dilirik membela Timnas Indonesia U-23.
Seperti kebanyakan pesepak bola asal Papua lainnya, David diberkahi bakat alam berupa skill individu di atas rata-rata. Kehadirannya di Persib diharapkan bisa menggantikan figur Dedi Kusnandar yang memutuskan hengkang ke Sabah FA, Malaysia.
Walau baru kurang sebulan bergabung dengan Tim Pangeran Biru, David Laly terlihat cepat beradaptasi. Sebagai seorang gelandang serbabisa ia terlihat mobil. Skema permainan yang diusung Dejan Antonic membuatnya lebih produktif. Ia kerapkali jadi pemain pemutus kebuntuan lewat gol-gol kejutannya.
4. Ricky Kayame
Ricky Kayame, pemain binaan asli Persipura Jayapura. Pada musim 2013 ia dipromosikan ke tim utama Tim Mutiara Hitam oleh pelatih Jacksen F. Tiago.
Jacksen menyebut Ricky bakal jadi the next Boaz Solossa. Bermain di posisi yang sama penyerang sayap, Ricky tak kalah produktif dibanding sang ikon Persipura. Keduanya pun punya kemiripan gaya bermain yakni sama-sama mengandalkan kecepatan.
Keputusannya hengkang dari Persipura di awal 2016 karena ia melihat kesempatan jadi pemain inti tipis di Persipura. Tiga musim membela Tim Mutiara Hitam, ia lebih sering jadi pemain cadangan. Pelatih baru Persipura, Oswaldo Lessa, jarang mau mengambil risiko menurunkannya menggantikan Boaz atau penyerang-penyerang senior lainnya.
Statusnya di Persib saat ini belum permanen. Dejan Antonic masih mau melihat perkembangan penyerang kelahiran 21 September 1993 dalam sejumlah laga uji coba. Ricky Kayame menjalani debut sebagai pemain pengganti pada laga terakhir Bali Island Cup antara Persib vs Arema Cronus. Pada laga tersebut Persib kalah 0-1 dan gagal juara turnamen.
Advertisement