Bola.com, Bandung - Bagi pemain tengah Persib Bandung, M. Taufiq, sosok pemain Selangor FA Andik Vermansah sudah ia sebut sebagai keluarganya sendiri karena lamanya kebersamaan mereka. Hal-hal unik dan lucu pun mewarnai kisah persahabatan dua pemain jebolan Persebaya ini.
Kepada bola.com, Taufiq menuturkan kisah persahabatannya dengan Andik yang sudah terbina sejak Andik Vermansyah masih menjadi anak gawang. Ada lima cerita lucu yang mewarnai persahabatan mereka.
Baca Juga
1. Taufiq jadi pemain, Andik anak gawang
Saat Taufiq berlatih bersama Persebaya, Andik selalu hadir di lapangan meski statusnya sebagai anak gawang yang pekerjaannya hanya memungut bola yang keluar lapangan.
"Saya kenal Andik itu saat sudah di Persebaya senior. Saya kan sudah masuk tim senior, Andik itu belum masuk. Dia waktu itu masih menjadi anak gawang," kata Taufiq mengenang masa-masa pertemuannya dengan Andik.
Baca Juga
Advertisement
Pada saat itu, Andik masih malu-malu, karena Taufiq merupakan seniornya. Pada 2009, Andik Vermansah mulai memperkuat Persbaya setelah sukses menjadi top scorer turnamen futsal dan sukses membawa Surabaya menyabet medali emas di Porwil dan Porprov serta juara PON 2008.
"Setelah dapat medali emas PON, karier Andik langsung melesat," tutur Taufiq.
5. Persebaya cetak gol, Andik joget, esnya dicuri
Taufiq pun mengaku tahu banyak tentang perjuangan Andik. Sebelum menjadi pemain bola, Andik menjalani hidup yang jauh dari kata layak. Berjualan es dan kue pernah dilakoni sahabatnya itu.
"Yang lucu, saat dia masih berjualan es di perempatan Stadion Tambak Sari. Saat Persebaya berhasil mencetak gol, dia pun teriak dan berjoget merayakan gol itu. Dia tidak sadar, kalau es-nya diambil penonton yang iseng dan habis. Saat ketemu saya dia bilang, "Cak, es-ku ada yang maling saat Persebaya cetak gol". Ya, saya pun tertawa , sudah tahu lagi jualan, malah nonton bola," ucapnya.
3. Iseng di jalanan
Saat Taufiq hijrah ke ke Persib musim 2014, kelucuan dan saling ejek di antara keduanya masih mewarnai hari-hari mereka meski terpisahkan jarak. Saat Andik bertandang ke Bandung, tak jarang candaanya selalu membuat Taufiq kalang kabut.
"Dia kalau libur, suka diam-diam ke sini (Bandung) menginap di mess sebelum saya nikah. Suatu hari dia mengajak saya jalan-jalan pakai motor tapi tidak pakai helm, hanya pakai topi. Di tengah jalan, tiba-tiba dia teriak, "ini Taufik, ini Taufiq Persib". Ya, jelas semua orang mengejar saya untuk minta foto, beruntung saya bisa kabur," ujarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berikutnya
4. Gaya bahasa Jepang dan Melayu
"Saat Andik di Jepang, dia juga sering telepon saya pakai gaya bahasa Jepang, begitupun sekarang dia di Malaysia, kalau telepon pakai bahasa Melayu. Ya, akhirnya bukan ngomong, tapi tertawa terus mendengarkan dia bicara. Bisa dibayangkan orang Jawa Timur bicara dengan logat Jepang dan Melayu," tambahnya sambil tertawa keras.
Begitu pun saat Piala AFF 2012, saat itu bermain di Malaysia. Andik dengan gagahnya mengajak Taufiq jalan-jalan. Alhasil, karena Andik yang mengajak jalan-jalan dan tak tahu arah pulang, mereka pun kesasar.
"Saya tanya, kamu memang tahu jalan, Andik malah jawab tenang saja. Ya, akhirnya kesasar, naik kereta berapa kali, tapi tidak sampai-sampai. Tapi, dasar orangnya nekat, akhirnya kami bisa pulang, meski sudah lelah putar sana sini," ungkapnya.
5. Saling meledek
Setelah Andik bergabung Persebaya pada 2008, persahabatan mereka pun dimulai. Sama-sama memiliki badan munggil, Andik dan Taufiq sering disangka sebagai kakak adik. Kisah lucu mulai mewarnai hari-hari kebersamaan mereka. Tak jarang, Andik dan Tufiq saling ejek tim kebanggannya masing-masing.
"Andik kalau bercanda memang bikin saya repot. Ada-ada saja tingkahnya," kata Taufiq.
"Bayangkan saja, jersey Barcelona, tim kebanggan saya ditaruh di kloset. Saya lalu balas, ambil jersey tim kebanggan dia, Real Madrid. Kemudian saya taruh di depan pintu kamar mandi sebagai lap. Saat dia keluar kamar mandi, dia menginjak kausnya, Andik langsung mengamuk," ujar Taufik sambil tertawa mengenang keusilan mereka berdua.
Andik yang dulu pernah menghiasi hari-harinya sekarang sudah menjadi pemain bintang. Waktu bertemu pun sangat sulit karena Andik berkarier di Malaysia. Taufiq mendoakan sahabat karibnya itu sukses di Negeri Jiran.
"Kadang kangen, sekarang sangat susah untuk ketemu. Hanya lewat telepon. Saya bangga Andik Vermansah bisa sukses di Malaysia. Dia pantas meraih kesuksesan di Malaysia karena memang orangnya mau bekerja keras," kata Taufiq mengakhiri pembicaraan.
Advertisement