Bola.com, Solo - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi , memberikan sembilan syarat yang harus dipenuhi PSSI jika mereka ingin status pembekuan organisasi dicabut. Tokoh sepak bola nasional asal Solo, F.X. Hadi Rudyatmo menyebut syarat tersebut hanya akal-akalan untuk mengulur pencabutan pembekuan.
''Syarat yang diajukan itu ngawur dan tidak masuk akal! Kalau memang berniat mencabut pembekuan ya langsung saja jangan ada persyaratan yang itu tidak mungkin terjadi dan dihasilkan,'' kata pria yang akrab Rudy saat dijumpai di Stadion Manahan, Solo, Jumat (4/3/2016).
Baca Juga
Advertisement
Baca Juga
Seperti diketahui, sembilan syarat tersebut diutarakan Menpora, Imam Nahrawi, saat paparan dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR, Senayan, Selasa (2/3/2016). Ini merupakan kelanjutan dari pertemuan antara Menpora, Ketua Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI, Agum Gumelar, dengan Presiden Joko Widodo, pekan lalu.
Salah satu syarat yang dinilai ngawur oleh mantan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI adalah tentang terjaminnya Timnas Indonesia sebagai juara di Piala AFF 2016 dan SEA Games 2017, lolos Kualifikasi Piala Dunia 2018 (di mana Indonesia sudah dicoret dari kualifikasi), serta meraih gelar Asian Games XVIII 2018.
Menurut F.X. Hadi Rudyatmo syarat-syarat tersebut mustahil dipenuhi PSSI. Kondisi sepak bola masih karut-marut membuat proses pembinaan terhenti. Apalagi setahun terakhir kompetisi mulai Indonesia Super League (ISL) hingga Liga Nusantara (Linus) mati suri karena konflik berkepanjangan antara PSSI dengan Kemenpora.
Menurutnya, target tersebut bisa tercapai satu-dua tahun setelah kompetisi di semua kasta bergulir. ''Belum apa-apa sudah diberi syarat juara internasional ya jadinya tidak rasional. Kalau pembinaan sudah berjalan sah-sah saja memasang target dan itu wajib. Nanti setelah
PSSI berjalan lagi baru target itu diberikan. Kalau dalam situasi seperti ini ya enggak mungkin,'' ujar pria yang menjabat sebagai Wali Kota Solo tersebut.
F.X. Hadi Rudyatmo mendesak pencabutan pembekuan PSSI segera dieksekusi dan dilanjutkan Kongres Luar Biasa (KLB) sesuai yang diharapkan pemerintah dengan tetap memperhatikan statuta FIFA paling lambat harus dilaksanakan akhir bulan April 2016.
''Beri waktu sampai dua bulan ke depan. Selama proses itu diaudit apakah ada penyimpangan baik sisi manajemen, administrasi, dan organisasi di PSSI. Jika terbukti langsung saja KLB,'' tegas pria yang pernah jadi pendamping Joko Widodo saat memimpin Kota Solo tersebut.