Bola.com, Balikpapan - Peran Evan Dimas Darmono tampaknya masih sulit digantikan oleh pemain Surabaya United (SU) lainnya, khususnya para gelandang serang yang ada. Tanpa pemain belia serang alumnus Timnas Indonesia U-19 tersebut, tim asuhan Ibnu Grahan tampil loyo di turnamen Piala Gubernur Kaltim 2016.
Tanpa sang bintang, Surabaya United seakan kehilangan roh permainan. Tidak ada pemain yang kuat dalam memegang bola, mengatur tempo permainan, mendistribusikan, serta mengumpan dengan akurat.
Advertisement
Baca Juga
Surabaya United memang masih memiliki Zulfiandi dan Fitra Ridwan Salam yang memiliki tipikal permainan nyaris sama. Namun, dalam pertandingan lawan Semen Padang, Kamis (3/3/2016) lalu, mereka tak mampu menggantikan peran eks kapten Timnas U-19 era Indra Sjafri itu, terutama saat membantu serangan.
Tusukan-tusukan yang biasa dilakukan Evan Dimas ketika terjadi kebuntuan tidak terlihat di pertandingan itu. Begitu juga umpan-umpan terobosan yang menjadi kesukaan Emile Mbamba. Akibatnya, serangan-serangan yang dilakukan Surabaya United mudah dimentahkan oleh barisan pemain lawan.
Hal itu diakui oleh asisten pelatih Surabaya United, Putut Widjanarko. “Jujur harus saya akui, untuk menjadi seorang dirigen lapangan tengah, Evan mampu memerankannya dengan sangat baik. Kekuatan tim ini mungkin akan berbeda jika ada Evan,” ujarnya pada Sabtu (5/3/2016).
Namun Putut membantah jika tim ini terlalu ketergantungan kepada Evan. Karena sejak musim 2016, pelatih Surabaya United Ibnu Grahan sudah meracik formula baru tanpa Evan.
Statistik Evan Dimas di bawah tiga pelatih klik di sini.
Dalam beberapa kali uji coba, skenario itu tampak berjalan dengan baik. Namun sayang, selama persiapan lalu Surabaya United kerap mengalami pergantian personel akibat dipinjamkannya sejumlah pemain pilarnya serta lepasnya sejumlah pemain
bidikan.
Seperti diketahui, beberapa pemain Surabaya United sempat dipinjamkan ke Bali United. Ada Zulfiandi, Putu Gede Juni Antara, dan Ilham Udin Armaiyn. Sementara dua pemain lainnya, Hargianto dan M. Fatchu Rochman bersama PS Polri. Bahkan kedua nama terakhir tidak bisa membela Surabaya United di PGK.
Kehilangan kedua pemain ini membuat kekuatan Surabaya United tereduksi. Maklum, sebelum bergabung dengan PS Polri, khususnya Hargianto, digadang-gadang akan bertandem dengan Fitra. Maklum, selama uji coba di masa persiapan, Hargianto kerap ditempatkan bersama Fitra di tengah. Penampilannya pun beberapa kali menuai pujian dari sang pelatih.
“Tidak adanya Hargianto membuat kami kehilangan kekuatan di lini tengah. Zulfiandi pemain bagus, tapi soal urusan mengatur tempo dan mendistribusikan bola, selama ini Hargianto sangat baik,” jelas Putut.
Bagi Putut, bernostalgia dengan keadaan tim semasa ada Evan tidak relevan lagi. Apalagi untuk mencari-cari titik lemah tim ini. “Mungkin Zulfiandi dan Fitra butuh adaptasi lagi. Karena sebelum PGK, Zulfiandi belum pernah tampil bersama Surabaya United. Sementara Fitra baru didatangkan musim ini,” ujarnya.
Putut sendiri meyakini, pada pertandingan Surabaya United kontra Semen Padang Kamis lalu, Fitra tidak tampil optimal. Bagi Putut, hari itu performa Fitra di bawah standar yang sebenarnya. Sebab ia tahu, Fitra memiliki kualitas yang tak kalah dengan Evan Dimas.