Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan boleh saja gagal melaju ke semifinal Piala Gubernur Kaltim menyusul kekalahannya 1-3 dari Arema Cronus di laga terakhir penyisihan Grup A pada Jumat (3/3/2016) di Stadion Segiri, Samarinda. Namun, kinerja Stefan Hansson di Laskar Jaka Tingkir dinilai memuaskan.
Menurut manajemen Persela, jika saja Victor Pae tak diganjar kartu merah oleh wasit, Kusni, dalam pertandingan kontra Arema, mungkin hasil akhir laga tersebut akan berbeda.
Sayang, mereka harus bermain dengan 10 orang sejak pertengahan babak pertama. Sulit bagi mereka untuk memenangkan pertandingan atau sekadar menahan imbang Arema Cronus yang bermain dengan 11 pemain, dengan kualitas di atas rata-rata.
Advertisement
Baca Juga
Penampilan Persela yang sebenarnya bisa dilihat ketika mereka bermain imbang 0-0 melawan Pusamania Borneo FC. Kala itu Persela Lamongan tampil kokoh saat bertahan, dan efektif ketika menyerang. Padahal, secara materi pemain, Choirul Huda dkk., kalah mengilap dibanding lawan yang dihuni seabrek pemain bintang.
Secara mental, para pemain Persela juga lebih oke. Mereka tidak gampang terprovokasi. Insiden pemukulan yang dilakukan Victor Pae karena memang keputusan pengadil sudah amat keterlaluan. Bek asal Papua akhirnya lepas kontrol.
“Dia pelatih kaya pengalaman, ilmu kepelatihannya tinggi, dan sosoknya bersahaja. Kami optimistis, kalau dia punya waktu lebih lama menangani persiapan tim, mungkin kami akan jadi tim yang lebih kuat,” ujar Yunan Achmadi, manajer Persela.
Dengan pengalamannya yang segudang, Hansson memang bisa memberikan garansi bagi perbaikan penampilan skuat Persela. Minimal, dengan skuat berkualitas pas-pasan dan durasi persiapan yang relatif singkat dibanding Borneo FC dan Arema, Stefan dengan kecerdikan meracik taktik dan strategi mampu membuat timnya kompetitif di pentas turnamen.
Pembawaannya yang tenang, tak mudah panik, dan memiliki banyak cara melakukan pendekatan pada para pemainnya, Hansson selalu bisa membuat suasana di ruang ganti Persela tetap nyaman. “Itulah kelebihan pelatih yang satu ini. Kami beruntung ditangani pelatih berkualitas seperti Coach Hansson,” ujar Eky Taufik, pilar Persela.
Asisten pelatih Persela, Didik Ludianto, juga mengakui bahwa pelatih kepalanya kali ini memang berbeda. Ia menyebut Hansson sebagai sosok yang berwibawa dan kharismatik. “Coach Hansson adalah pelatih yang sangat matang. Dia tahu bagaimana bersikap di dalam dan luar lapangan. Dia bersahabat dengan semua yang ada di tim ini,” jelas Didik, yang berulangkali dipercaya jadi caretaker pelatih kepala di Persela.
Kelebihan-kelebihan ini pula yang membuat manajemen Persela Lamongan merasa tak salah pilih. Maklum, sebelum menjatuhkan keputusan untuk merekrut Stefan Hansson, manajemen Tim Laskar Jaka Tingkir memiliki banyak opsi nama pelatih. Karena beberapa alasan dan pertimbangan,mereka akhirnya mendatangkan nakhoda asal Swedia tersebut.