Bola.com, Solo - Rezeki bisa diperoleh lewat berbagai cara, selama ada kemauan untuk mendapatkannya. Begitulah kira-kira yang diyakini legenda hidup PSIS Semarang sekaligus mantan kiper Timnas Indonesia akhir 1990-an, I Komang Putra.
Di saat kondisi kompetisi sepak bola tengah vakum dari kompetisi reguler seperti sekarang, berbagai cara untuk mendapat pemasukan halal dilakukan. Apalagi, kendati sudah gantung sepatu sejak beberapa tahun lalu, IKP, begitu ia biasa disapa, masih tetap mengandalkan sepak bola sebagai salah satu sumber pemasukannya.
Selain jadi pelatih kiper Persis Solo, berbekal modal yang diperoleh dari bermain sepak bola, pria berusia 43 tahun ini menekuni usaha menyewa kamar (kos). Usaha kos-kosan ini ditekuni IKP sejak tiga tahun lalu. Ada sekitar 25 kamar yang disewakan di Kampung Mutihan, Sondakan, Laweyan, Solo.
IKP berujar pemasukan tiap bulannya cukup lumayan kerana tiap kamar dibanderol Rp 400 ribu. "Lumayan saat kondisi sepak bola tak menentu, saat ini ada penghasilan lain dari mengelola kamar kos," kata IKP, saat berbincang dengan bola.com di Lapangan Kwarasan, Sukoharjo.
Advertisement
Baca Juga
Meski lahir di Kota Denpasar, Bali 6 Mei 1972, IKP banyak menghabiskan waktu bermain di Puala Jawa. Tercatat tim-tim semacam Arseto Solo, Persebaya Surabaya, Persema Malang, dan Persis Solo pernah diperkuatnya. Komang juga pernah memperkuat Timnas Piala Asia 2000 di Lebanon dan SEA Games 1999.
Meski penghasilan bisnis kos cukup 'wah', tetap saja IKP tak bisa jauh-jauh dari sepak bola. Selain di Persis Solo, pelatih yang sukses membawa PSIS juara Liga Indonesia 1998-1999 itu mengeluti akademi sepak bola. Setiap sore ia melatih calon kiper di akademi milik mantan pelatih Sriwijaya FC dan Pusamania Borneo FC, Kas Hartadi. Sudah setahun ini profesi itu dijalaninya.
"Kalau di akademi lebih banyak membimbing dari awal karena mayoritas kemampuan anak didik masih minim. Namun, ada tantangan juga bagaimana menghasilkan pemain-pemain muda dengan kualitas yang bagus," tutur suami Pertiwi tersebut.
Meski menetap di Kota Bengawan, IKP mengaku tetap mencermati perkembangan terkini di Pulau Dewata. Masuknya Bali United dianggapnya kembali menggairahkan sepak bola di Bali seusai beberapa tim seperti Perseden Denpasar hingga Persegi Gianyar mati suri.
"Saya dengarĀ Bali United juga membuka akademi dan itu bagus untuk pemain asli Bali. Rasanya bangga sekarang banyak pemain asli Bali yang jadi bagian penting tim-tim besar," ujarnya mengakhiri obrolan.