Bola.com, Dili - Klub yang dibela duo Papua, Boaz Solossa dan Oktovianus Maniani, Carsae FC tertatih-tatih di awal kompetisi Liga Timor Leste. Di dua pertandingan beruntun klub milik pengusaha muda Pedro Miguel Carrascalao menderita kekalahan. Suporter mulai bersuara nyinyir mempertanyakan kualitas pemain asal Indonesia.
Di Stadion Municipal, Dili, pada Kamis (17/3/2016) Carsae kalah 2-3 Academica FC. Sepekan sebelumnya klub yang dilatih nakhoda asal Brasil, Fabio Oliviera juga kalah dengan skor yang sama dari FC Aitana.
Advertisement
Baca Juga
Fans Carsae merespons hasil buruk yang didapat tim kesayangannya dengan suara-suara negatif di laman Facebook resmi klub. Sosok Boaz dan Okto, yang berstatus pemain impor dengan banderol tinggi jadi sorotan.
"Musim depan mending tidak usah ambil pemain asing dari Indonesia lagi lha kalau begini hasilnya terus! Enggak profesional kerjanya minta ini itu ini itu hasilnya nol," komentar Budhiatma Mursetyo.
Penampilan Boaz Solossa, yang tercatat tiga kali sebagai top scorer Indonesia Super League, tak bisa dibilang jelek. Ia menyumbang assist gol pertama klubnya. Sementara itu, Okto tampil selama 90 menit tampa kontribusi gol dan assist.
Wajar bila suporter Carsae kecewa berat dengan kekalahan ini, karena tim yang dihadapi dibela pemain-pemain belia yang minim jam terbang. "Masukan Carsae ke gudang. Masa memiliki pemain bagus seperti Boaz dan Okto kok kalah terus," tulis Jackmor Le Celes Moreira.
"Carsae bikin malu saja, masa kalah dengan Academica. Pertahanan tidak bagus, diganti saja," komentar Silva bro, fans lainnya penuh kegusaran.
Boaz dan Okto baru turun di tiga laga. Masuk sebagai pemain pengganti di partai debut, ia mencetak gol kemenangan buat tim barunya. Kala itu penyerang sayap dengan ciri khas nomor punggung 86 tersebut baru beberapa jam bergabung dengan Carsae.
Di sisi lain, Okto baru bergabung ke tim sebulan sebelum kompetisi bergulir. Persoalan minimnya waktu adaptasi ini agaknya membuat keduanya belum terlihat menujukkan level permainan terbaik.
Sebenarnya ada satu lagi pemain asal Indonesia yang tergabung di Cersae FC, yakni Imannuel Wanggai. Hanya gelandang jangkar yang sebelumnya bermain di Persipura Jayapura tersebut sedang pulang ke Papua untuk menyembuhkan cedera lutut. Cedera tersebut kambuhan. Setahun terakhir Manu seringkali absen membela Tim Mutiara Hitam.
Sorotan ke pesepak bola asal Indonesia sebenarnya hal yang wajar. Mereka datang ke Timor Leste dengan berita-berita bombastis kontrak besar.
Boaz Solossa mendapatkan bayaran gaji Rp 150 juta per bulan. Jika dihitung dengan durasi kontrak, nilai kontrak Boaz menembus angka Rp 600 juta selama empat bulan durasi pelaksanaan kompetisi.
Pemain kelahiran Sorong, 16 Maret 1986 tersebut juga akan mendapatkan fasilitas lain seperti apartemen dan mobil. Fasilitas yang didapat Boaz ini sama seperti yang didapat pemain asal Indonesia lainnya yang bermain di Timor Leste, antara lain Imanuel Wanggai, Oktovianus Maniani, dan Titus Bonai.
"Ya, Boaz juga akan dapat apartemen dan rumah. Untuk kontrak, sejauh ini hanya sampai Juni 2016. Namun, ada opsi perpanjangan jika Boaz merasa senang main di sana," kata pemain yang menjadi perantara Boaz dengan manajemen Carsae FC, Jimmy Mak, kepada bola.com baru-baru ini.
Dengan bayaran besar publik sepak bola Timor Leste pun berharap bintang-bintang Indonesia bisa memberi dampak positif bagi klub yang dibelanya. Namun, memang rasanya tidak fair menjatuhkan vonis yang terlalu cepat, karena Liga Futebol Amadora 2016 baru memasuki pekan ketiga. Posisi Carsae FC, kini masih relatif aman berada di posisi empat besar.
Jika Boaz Solossa dan Oktovianus Maniani sudah nyetel dengan rekan-rekan setimnya klub yang dibelanya bakal stabil di jajaran atas klasemen.