Bola.com, Bandung - Kegagalan tim Pra PON Sulawesi Utara (Sulut) menjegal Sulawesi Tenggara (Sulteng) pada laga perdana penyisihan Grup E kualifikasi PON Jabar 2016 membuat Inyong Lolombulan masygul.
Hasil akhir 1-1 menyebabkan pelatih yang berduet dengan Stenly Mamuaja itu harus bekerja keras lagi pada duel pamungkas melawan PON Gorontalo di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa (22/3/2016).
"Kami patut kecewa dan menyesal karena saat menghadapi Sulteng mendapat penalti yang tak mampu dimaksimalkan. Pertandingan dengan Gorontalo nanti ibarat nafas terakhir bagi Sulut," ujar Donni Piri, Humas tim Pra PON Sulut.
Kemenangan jadi harga mati bagi Inyong Lolombulan-Stenly Mamuaja. Pasalnya, duel kontra Gorontalo akan jadi laga terakhir untuk meraih tiket ke Jabar 2016.
"Grup ini hanya berisi tiga tim. Jadi kami cuma dua kali main. Kami harus menang dengan skor besar. Kami tak ingin menggantungkan nasib pada pertandingan Gorontalo melawan Sulteng," kata Donni Piri.
Advertisement
Baca Juga
Inyong Lolombulan telah menyiapkan strategi untuk menundukkan Gorontalo. Para pemain diinstruksikan untuk mengeluarkan semua kemampuannya.
"Sekarang atau tidak, lolos ke PON. Kemenangan dengan gol banyak tak bisa ditawar lagi. Nasib Sulut tergantung pertandingan melawan Gorontalo. Kendalanya, stamina kami telah keluar, sementara lawan masih segar bugar," ucap Inyong.
Arsitek tim Pra PON Gorontalo, Welly Podungge, juga tak mau kalah. "Kami harus manfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk memenangi pertandingan ini sehingga partai terakhir melawan Sulteng beban pemain makin ringan," tutur Welly.
Mantan pembesut Persitara ini mengakui tim polesan Inyong-Stenly cukup tangguh. Tetapi yang menarik, baik tim Pra PON Gorontalo maupun Sulut, tak memiliki pemain profesional. "Pertandingan nanti sangat menarik. Kedua tim akan memainkan permainan cepat dan keras, karakter pemain Sulawesi," tegasnya.