Bola.com, Bandung - Nasib buruk menyertai perjalanan Pusamania Borneo FC pada Torabika Bhayangkara Cup 2016. Bagaimana tidak, dari tiga kali pertandingan yang dijalani hingga Kamis (24/3/2016), tim berjulukan Pesut Etam ini menelan kekalahan menyakitkan sehingga jadi tim pertama yang angkat koper dari Grup A Torabika Bhayangkara Cup 2016.
Laga perdana melawan Sriwijaya FC (18/3/2016), tim Pesut Etam itu tak berdaya setelah dilumat Laskar Wong Kito dengan skor telak 1-3. Di laga keduanya pun tak kunjung membaik setelah dikalahkan Persib (20/3/2016). Yang berbeda, mereka hanya kalah tipis 0-1.
Tetapi, di laga ketiga, tim yang mengakuisisi klub Divisi Utama Perseba Super Bangkalan pada Maret 2014 ini kembali kalah telak, skor 1-3, dari PS TNI (22/3/2016). Hasil itu bak melengkapi penderitaan mereka di turnamen kali ini.
Advertisement
Baca Juga
Apa yang dialami pada Torabika Bhayangkara Cup 2016 bertolak belakang dengan pencapaian di Piala Gubernur Kaltim. Hal itu pula yang memberikan alasan publik sepak bola nasional untuk mengatakan jika Borneo FC bak terkena kutukan juara, sama halnya seperti yang dialami Persib Bandung dan Mitra Kukar.
Persib Bandung setelah menjuarai Piala Jenderal Sudirman terjembab di Piala Jenderal Sudirman. Mitra Kukar pun terkapar di Piala Gubernur Kaltim setelah sukses menjadi juara Piala Jenderal Sudirman.
Menanggapi soal kutukan juara, Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin, mengatakan bukan karena terkena kutukan jika timnya menuai hasil buruk di tiga pertandingan babak penyisihan Grup A. Tetapi, skuat yang ada saat ini jauh berbeda dengan pemain yang menghuni tim di Piala Gubernur Kaltim.
Nabil mengatakan di Torabika Bhayangkara Cup2016 kali ini manajemen tak memberikan target apapun. Turnamen ini hanya dipakai untuk seleksi pemain yang nantinya akan direkrut Borneo FC untuk tampil di ISC yang rencananya digelar mulai April mendatang.
"Saya pikir momen ini sangat tepat untuk menyeleksi pemain. Cuma, yang kami sesali itu soal jadwal. Jadwal yang kami dapat di Piala Bhayangkara ini sedikit tidak fair. Jika tim lain bisa istirahat tiga atau dua hari, kami cuma satu hari. Tapi, tidak masalah. Kami datang ke sini untuk menyeleksi pemain kami," jelasnya.
Senada dengan Nabil Husin, asisten pelatih Borneo FC, Jaino Matos, mengatakan untuk jadi juara dalam sebuah turnamen tentu harus banyak tahapan yang harus dilalui. Apalagi, Galih Sudaryono dkk. saat ini tidak mempunyai masa pemulihan yang cukup sehingga fisik pemain di turnamen ini turun dan kelelahan.
"Seharusnya kami saat ini beristirahat karena baru tampil di Piala Gubernur Kaltim. Secara alami ada penurunan performa. Juara itu tidak mudah, harus siap secara fisik dan mental," tutur Jaino.