Bola.com, Bandung - Untuk kali pertama tim sepak bola Jawa Timur gagal melaju ke putaran final Pekan Olahraga Nasional (PON). Kegagalan Pra PON Jatim ini diperoleh setelah bermain imbang 2-2 melawan DKI Jakarta di laga lanjutan babak kualifikasi PON 2016, Jumat (25/3/2016) pagi di Stadion Arcamanik, Gedebage, Bandung.
Hasil ini menjadi catatan terkelam selama keikutsertaan Jatim pada ajang tersebut. Sebelumnya, catatan terburuk Jatim saat gagal di babak penyisihan pada PON 2012 Riau lalu. Keruan saja, pelatih dan ofisial tim PON Jatim pun tak punya alasan soal kegagalan timnya.
Penanggung jawab tim PON Jatim Wardy Azhari Siagian pun tak mau berkomentar soal kegagalan ini. Begitu juga sang pelatih kepala, Hanafing. “Kami tidak tahu harus bilang apa. Yang jelas, kami tidak lolos,” tutur Hanafing.
Hasil seri ini membuat langkah tim PON Jatim terhenti. Sebab mereka hanya mengoleksi lima enam poin hasil dari sekali menang, tiga kali seri. Sementara DKI mengumpulkan 7 poin, hasil dari dua kali menang, sekali seri. Koleksi ini sama dengan Jateng yang akan menjadi lawan DKI pada pertandingan terakhirnya.
Advertisement
Baca Juga
Hanafing tak mau menyalahkan siapa pun atas kegagalan tersebut. Hanya saja ia sangat menyayangkan hasil seri di laga-laga sebelumnya, terutama ketika ditahan imbang oleh Jateng (0-0) dan Banten (1-1). “Seharusnya kami menang di dua pertandingan itu. Begitu juga di pertandingan terakhir ini. Karena kami selalu tampil dominan,” ujar Hanafing.
Soal kepemimpinan wasit, Hanafing tak memungkiri, kinerja korps pengadil di laga kontra DKI sangat buruk. Selain tidak tegas, wasit dan asisten wasitnya dinilai tak jeli dalam melihat setiap pelanggaran yang terjadi.
Dalam laga yang sangat menentukan ini, wasit dianggap berkali-kali membuat kesalahan dalam mengambil keputusan. Baik Jatim maupun DKI merasa dirugikan oleh kepemimpinan sang pengadil. Akibatnya, dua kali pula pertandingan dihentikan.
Kejadian pertama ketika Jatim merasa dirugikan oleh asisten wasit I Tedi F. yang tak memberikan tanda terjadi pelanggaran yang dilakukan pemain belakang DKI di menit ke-37. Padahal kejadian tersebut berlangsung di area yang berdekatan dengan AW I tersebut. Keributan pun terjadi, pertandingan dihentikan.
Beberapa menit kemudian, laga dilanjutkan. Lagi-lagi ricuh terjadi menyusul pembiaran yang dilakukan wasit tengah Dadan Suhada. Kali ini pihak DKI yang merasa dirugikan. Sebab Dadan terus melanjutkan pertandingan meski terjadi pelanggaran keras di dekat pertahanan Jatim.
Kerusuhan kedua ini membuat pertandingan kualifikasi PON 2016 yang berlangsung Kamis (24/3/2016) malam itu pun harus dilanjutkan keesokan harinya, tepatnya Jumat (25/3/2016) pagi.