Bola.com, Jakarta - Saat datang ke Persib, Dejan Antonic melakukan peremajaan skuat Tim Maung Bandung. Ia memboyong banyak pemain baru untuk kembali menyeimbangkan kekuatan tim yang tereduksi pasca kepergian sejumlah pilar kunci.
Tak hanya melakukan perubahan perwajahan skuat, pelatih asal Serbia tersebut juga merubah gaya bermain Persib.
Jika di era Djadjang Nurdjaman, Persib bermain lebih stylist. Di mana Djanur lebih memberikan kebebasan pada pemainnya untuk menonjolkan skill individu. Kini di era Dejan, Tim Pangeran Biru bermain lebih kolektif.
Tak ada pemain yang benar-benar menonjol skill individunya di Persib saat ini. Yang ada sekumpulan pemain pekerja keras yang mengandalkan kekompakan disiplin taktik arahan pelatih.
Advertisement
Baca Juga
Pada awalnya langkah Dejan direspons negatif bobotoh. Suporter yang selama ini terbiasa melihat skuat Persib mentereng dengan seabrek pemain nama besar, dibuat terkaget-kaget melihat tim racikan Dejan yang banyak menonjolkan pemain muda atau berkualitas semenjana.
Semenjana dalam artian, yang bersangkutan namanya jarang jadi sorotan media serta sebelumnya berkostum bukan klub elite.
Komandan kelahiran 22 Januari 1969 itu sempat dikritik saat mendatangkan sejumlah pemain bekas anak asuhnya di Pelita Bandung Raya (PBR). Pemain-pemain model Kim Jeffrey, David Laly, atau Hermawan, dianggap tidak pantas menghuni tim Persib yang glamour.
Jika bicara popularitas, ketiganya tentu kalah mentereng dibanding Achmad Jupriyanto, Firman Utina, atau M. Ridwan, yang pelanggan Timnas Indonesia dan sering menyajikan prestasi di klub-klub yang dibelanya.
Apalagi Dejan sempat membuat blunder dengan menggaet gelandang serang asal Serbia Marko Krasic, yang tampil jeblok di turnamen segi empat, Bali Island Cup
Tapi Dejan bergeming. "Beri waktu pada tim ini. Persib mungkin punya uang banyak untuk belanja pemain, akan tetapi saya tidak mau seperti itu. Saya ingin membuat era baru di tim ini. Persib akan banyak mengandalkan pemain muda dan mengedepankan team work," ungkap Dejan saat berbincang dengan bola.com di Bali belum lama ini.
Di masa kepemimpinannya Dejan dengan berani memainkan sejumlah pemain belia produk akademi Persib. Hal yang jarang dilakukan oleh pelatih-pelatih sebelumnya. Menghadapi tekanan besar wajib juara, arsitek-arsitek lain biasanya bermain safety membangun kekuatan Persib dengan pemain-pemain bintang nomor satu.
Kritikan terhadap mantan pelatih PBR, Pro Duta, dan Arema IPL berlahan mulai surut. Hal itu tak lepas penampilan kinclong Tim Maung Bandung di ajang Torabika Bhayangkara Cup 2016. Berada di grup A, Atep dkk. tampil trengginas dengan rekor tanpa terkalahkan. Mereka bermain bak mesin panser, dari pertandingan ke pertandingan penampilan terus menanjak.
Saat meladeni tim bertabur bintang Sriwijaya FC pada laga akhir penyisihan, Tantan dkk. tampil solid. Kemenangan 2-0 diraih dengan menyuguhkan kolektivitas permainan yang jempolan.
Permainan apik juga dipertontonkan ke bobotoh saat menggasak Bali United pada Rabu (30/3/2016) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang. Menang tipis 1-0, anak asuh Dejan amat menguasai jalannya pertandingan.
Bola.com mencatat ada pemainPersib Bandung yang jadi kartu truf Dejan Antonic. Peran mereka amat sentral, sebagai mesin yang menghidupkan permainan. Siapa-siapa saja mereka?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Selanjutnya
1. Vladimir Vujavic (Bek Tengah)
Stoper asal Montenegro satu ini merupakan pemain peninggalan Djadjang Nurdjaman. Vladimir Vujovic yang punya postur tinggi menjulang jadi pemain andalan lini belakang Persib saat memenangi Indonesia Super League 2014 dan Piala Presiden 2015.
Pemain yang akrab disapa Vlado itu amat tangguh dalam duel-duel udara. Lewat sundulannya ia kerap jadi pemain pemecah kebuntuan lewat gol-golnya, dengan memanfaatkan kemelut pasca sepak pojok.
Di sisi lain, Vujovic juga tipikal bek yang amat jago membaca permainan. Jam terbang tinggi di banyak klub Eropa Timur mematangkan pemain kelahiran Butva, 23 Juli 1982 tersebut
Ia sosok pemimpin di lini belakang. Kefasihannya berbahasa Indonesia mempermudah Vladimir Vujovic memberikan komando ke para bek lain untuk bermain disiplin menjaga area poros pertahanan.
Ia biasa diduetkan dengan Hermawan atau Purwaka Yudhi. Walau baru bermain bersama kurang dari dua bulan, Vladimir Vujovic terlihat bisa nyetel dengan kedua rekannya.
Advertisement
Selanjutnya
David Laly
Pemain beradah Papua satu ini salah satu pemain kesayangan Dejan Antonic saat menukangi Pelita Bandung Raya (PBR). Ia jadi salah satu pemain kunci saat PBR jadi kuda hitam sukses lolos ke semifinal Indonesia Super League 2014.
Kemampuan David Laly bermain di beberapa posisi jadi alasan bagi Dejan tak ragu-ragu menempatkan namanya di jajaran skuat utama klub yang diasuhnya. Pemain kelahiran Wamena, 7 November 1991 itu bisa bermain sama bagus di posisi bek sayap, gelandang bertahan, dan juga gelandang serang.
Walau berasal dari Tanah Papua, dengan anugrah bakat alam skill individu yang menawan, David bukan tipikal pemain salon. Hampir jarang terlihat sang pemain lama-lama memegang bola. Dengan bekal kecepatan plus daya tahan fisik yang bagus, David jadi pemain yang cocok dengan permainan yang mengedepankan speed and power ala Dejan di Persib.
Dejan belakangan sering memainkan David Laly sebagai gelandang serang, untuk menutupi keterbatasan stok dirijen permainan. Tanpa Firman Utina dan Makan Konate, keseimbangan permainan Tim Pangeran Biru sedikit goyah. Lini depan paceklik gol karena tidak ada pemain bertipikal sebagai pelayan dari lini tengah.
Kehadiran pemain serba bisa model David Laly tak disia-siakan oleh Dejan. Ia diplot sebagai penyambung alur bola dari lini tengah ke depan. Tugas sebagai gelandang serang dijalankan dengan baik oleh sang pemain di sepanjang Torabika Bhayangkara Cup 2016.
David Laly, jadi pemain yang merepotkan lini pertahanan lawan. Tak hanya jadi pelayan lewat umpan-umpan terukurnya, ia seringkali naik membantu menerobos kotak penalti lawan.
Selanjutnya
Samsul Arif
Tidak butuh waktu lama bagi Samsul Arif beradatasi dengan Persib. Bekas pemain Arema Cronus tersebut langsung bisa diandalkan sebagai pengedor lini pertahanan lawan Tim Pangeran Biru.
Samsul saat ini jadi pemain paling produktif di tim sepanjang Torabika Bhayangkara Cup 2016, dengan torehan tiga gol. Satu hal yang membuat Dejan Antonic suka pada Samsul adalah ia tipikal striker pekerja keras.
Penyerang gaek kelahiran Bojonegoro, 14 Januari 1985 tersebut rajin bergerak membuka ruang. Walau usianya tak lagi muda, staminanya masih bagus. Kecepatan lari Samsul kerapkali membuat bek-bek tim lawan keteteran.
Ia tidak egoistis terobesi selalu ingin mengeksekusi peluang emas. Dalam sejumlah kesempatan ia memberikan kesempatan kepada pemain lain untuk mencetak gol.
Samsul Arif pun penyerang serbabisa. Ia bisa diplot sebagai target man atau penyerang sayap. Dalam situasi tertentu ia bisa dimainkan sebagai gelandang serang.
Dejan yang dikenal kerap melakukan perubahan taktik amat suka pemain yang beradaptasi cepat saat jalannya pertandingan.Kehadiran sang pemain mengingatkan pada sosok Ferdinand Sinaga. Striker lokal yang tajam dan bisa bermain di berbagai posisi.
Jangan heran Samsul Arif disebut Bobotoh Maung Bandung sebagai rekrutan terbaik di era Dejan Antonic saat ini.
Advertisement
Selanjutnya
Juan Belencoso
Seusai Persib gagal juara Bali Island Cup 2016, Dejan Antonic mengungkapkan bahwa tim asuhannya butuh injeksi penyerang asing.
Striker yang dimaksud pelatih asal Serbia tersebut gaya bermainnya harus berbeda dengan Samsul Arif dan Tantan. Jika kedua pemain tersebut tipikalnya mengedepankan kecepatan dan cenderung senang beroperasi di sisi sayap, maka satu penyerang tambahan harus berkarakter sebagai tembok atau target man.
Persib yang bermain dengan pola 4-3-3 dan 4-2-3-1, membutuhkan penyerang yang jadi muara permainan ofensif. Pilihan jatuh pada Juan Belencoso.
Dengan postur badan kekar dan tinggi badan menjulang 186 cm, striker asal Spanyol tersebut punya modal jadi penyerang yang diidamkan oleh Dejan. Sang nakhoda tak asal pilih. Performa Belencoso sudah lama dipantau Dejan di Liga Hong Kong.
Pemain yang sebelumya bermain di klub Kitchee pada musim 2014-2015 menyumbang 31 gol buat tim yang dibelanya. Ia bahkan pernah menjebol gawang Persib saat bersua di Liga Champions Asia 2015 lalu.
Usianya yan tidak lagi muda 34 tahun (kelahiran 1 September 1981) diyakini Dejan tidak akan jadi kendala. Sang bomber faktanya masih menujukkan level permainan di atas rata-rata di kompetisi kasta elite Hong Kong.
Sempat paceklik gol di laga-laga awal penyisihan Torabika Bhayangkara Cup, Juan Belencoso perlahan mulai menemukan bentuk permainan terbaik. Ia mencetak satu gol saat Persib bersua tim kuat Sriwijaya FC pada laga pamungkas penyisihan Grup A yang berkesudahan 2-0. Pertandingan tersebut mengamankan posisi Tim Maung Bandung sebagai juara grup.
Kontribusi striker yang satu ini terlihat pada fase semifinal. Ia menyodorkan assist lewat sundulan ke Tantan, yan mencetak gol tunggal ke gawang Bali United. Perannya sebagai penyerang tembok mulai terlihat.
Bicara soal sundulan, Juan Belencoso memang dikenal sebagai bomber yang jago dalam duel-duel udara. Melihat performanya yang terus menanjak hati bobotoh mulai melupakan sosok striker Persib sebelumnya, Illija Spasojevic yang sudah pindah ke Melaka United Malaysia pada akhir tahun lalu.