Sukses


Bedah Performa Eks Timnas U-19 di Torabika Bhayangkara Cup

Bola.com, Jakarta - Hampir 3 tahun berlalu sejak Tim Nasional (Timnas) U-19 menarik perhatian publik sepak bola nasional. Semua berawal dari permainan anak asuh Indra Sjafri yang menjuarai Piala AFF U-19 2013 dan lolos ke Piala AFC U-19.

Sekarang, 26 pemain yang sempat mencicipi label punggawa Timnas U-19 kala itu saling bertarung di Piala Bhayangkara. Ironisnya, mereka yang sebelumnya hanya menjadi pilihan kedua, justru bersinar sekarang. 

Rully Desrian yang lahir kembali

Ada 3 mantan kiper timnas U-19 yang mencicipi turnamen ini. Rully Desrian dan Muchammad Diky (Bali United) serta Ravi Murdianto (PS TNI). Setelah tampil buruk di turnamen sebelumnya, Diky hanya bermain 24 menit saat melawan Arema Cronus.

Posisi penjaga gawang utama digeser oleh Rully yang tampil impresif dengan catatan 2 kali tidak kebobolan, 12 intersep, dan 12 penyelamatan dan tampil di seluruh pertandingan. Sedangkan Ravi yang dulu merupakan pilihan utama pelatih Indra bersama timnas, hanya bermain sekali saat PS TNI bertemu Mitra Kukar.

Ricky Fajrin vs Putu Gede

Di pos bek sayap kanan. Putu Gede selalu jadi pilihan utama PS Polri di semua pertandingan. Rataan tekel sukses dan sapuannya mencapai angka 3 per pertandingan. Di sisi lain, Ricky Fajrin juga bersinar bersama Bali United. Bek kiri cadangan U-19 ini memiliki rataan 5 tekel sukses per pertandingan. Jauh lebih baik dari mantan bek kiri utama U-19, Fatchu Rochman, yang hanya bermain 15 menit bersama PS Polri.

Bek tengah yang menjadi bek sayap

Rudolof Yanto Basna. (Bola.com/Erwin Snaz)

Faktor kalah pengalaman dari pemain senior-lah yang mungkin menyebabkan 2 bek tengah eks U-19, Hansamu Yama dan Yanto Basna harus digeser posisinya menjadi bek sayap di turnamen ini. Hansamu tampil cukup bagus bersama PS Polri. Dari 27 pemain eks-U19 yang tampil, Hansamu mencatatkan intersep terbanyak (13). Sayangnya ia gagal membawa PS Polri lolos ke semifinal.

Sementara itu, 5 sapuan dan 0,6 intersep per pertandingan milik Yanto cukup membantu Persib Bandung untuk lolos. Bersama dengan Ryuji Utomo yang selalu menjadi starter bagi Arema, prestasi mereka jelas lebih baik dibandingkan sang bek utama U-19 dulu, Hansamu Yama.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pilar lini tengah baru Sriwijaya FC, Ichsan Kurniawan

Dari 7 gelandang eks-U19 di turnamen ini. Hanya Ichsan Kurniawan (Sriwijaya FC) dan M. Hargianto (PS Polri)-lah yang selalu tampil di semua pertandingan. Ichsan lebih unggul dari semuanya karena selalu bermain penuh 90 menit. Selain itu, Ichsan sendirian melepaskan 6 tembakan yang membantu Sriwijaya FC lolos ke semifinal. Angka ini beda tipis dengan raihan trio Paulo-Hargianto-Zulfiandi (7) yang gagal membawa PS Polri melangkah ke babak selanjutnya.

Sayap bertenaga, Yabes Roni dan Septian David

Dua pemain sayap utama Timnas U-19 era Indra Sjafri bermain untuk PS Polri di turnamen ini: Ilham Udin dan Maldini Pali. Sayang, keduanya gagal menciptakan satu pun gol dari 3 penampilan mereka. Sedangkan Yabes berperan besar dengan 2 golnya yang mengantarkan Bali United lolos ke semifinal.

Bomber PS TNI, Muhammad Dimas Drajad pernah berjualan jersey demi membantu ibunya.

Kemudian, meski gagal membawa Mitra Kukar lolos ke semifinal, Septian David merupakan pemain bertipe menyerang eks-U19 terbaik di Piala Bhayangkara sejauh ini. Statistik miliknya, 1 gol, 4 penciptaan peluang, 8 tembakan, dan 9 usaha melewati lawan hanya bisa disaingi oleh pemain cadangan eks-U19 lainnya, Dimas Drajad.

Bagaimana dengan eks striker Timnas U-19 Muchlis Hadi? Satu penampilan tanpa menciptakan satupun tembakan tentu tidak dapat dianggap baik, bukan?

Video Populer

Foto Populer