Bola.com, Jakarta - Sejak tahun 2013, Arema Cronus selalu jadi unggulan dalam setiap ajang yang diikuti. Tim Singo Edan terang-terangan mematok target juara di kompetisi itu. Singo Edan melakukan persiapan yang panjang. Ditambah, sejak akhir Januari 2016, pelatih asal Bosnia Milomir Seslija masuk dan membuat performa Cristian Gonzales dkk. menanjak.
Dua gelar seperti Bali Island Cup 2016 dan Torabika Bhayangkara Cup 2016 yang diraih dalam dua bulan jadi bukti. Arema menjelma jadi klub bertabur bintang setelah menggunakan embel-embel Cronus di belakangnya. Sebab, sokongan dana dari Bakrie Grup dikucurkan untuk mendanai pembelian pemain sejak 2013.
Waktu itu Arema punya tim termahal sepanjang sejarah klub. Pemain sekelas Greg Nwokolo, Kayamba Gumbs, Victor Igbonefo, Thierry Gathuessi, Cristian Gonzales, hingga Beto Goncalves didatangkan bersamaan.
Baca Juga
Advertisement
Transformasi Arema pada tahun pertama memang tak menghasilkan gelar ISL. Tapi berbagai turnamen bisa dimenangi seperti Menpora Cup, Piala Gubernur Jatim, Inter Island Cup, SCM Cup, Trofeo Persija, dan Bali Island Cup 2015.
Selama tiga tahun berjalan, perlahan Arema mulai merekrut pemain sesuai dengan kebutuhan tim. Kucuran dana dari Bakrie Group tiap tahun menurun. Apalagi sejak 2015, kompetisi sudah tidak berjalan sehingga finansial sempat kacau karena sponsor juga ragu bergabung.
Pada pengujung 2015, Arema Cronus dilanda kejenuhan. Imbasnya, mereka hanya jadi semifinalis Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman. Namun, manajemen tak patah arang. Penyegaran dilakukan dengan mengganti nakhoda dari Joko Susilo ke Milo Selsija.
Pemain yang direkrut juga kembali sesuai dengan kebutuhan tim. Mulai Srdan Lopicic, Goran Gancev, Hamka Hamzah, dan dua pemain muda Antoni Putro Nugroho serta Ryuji Utomo.
Hasilnya positif. meski sempat gagal di Piala Gubernur Kaltim, dua trofi bisa dibawa pulang. Seperti Bali Island Cup 2016 dan Torabika Bhayangkara Cup 2016.
Dua trofi sukses membakar semangat Arema untuk menatap ISC. Pada era kepelatihan Milo, komposisi skuat inti juga dihuni perpaduan pemain kenyang pengalaman dan yang masih dalam usia emas.
Pemain senior yang sudah kepala tiga seperti Cristian Gonzales, Srdan Lopicic, Raphael Maitimo, Hamka Hamzah, dan Goran Gancev jadi andalan. Sedangkan pemain di usia emas (25 tahun) adalah Dendi Santoso, Hendro Siswanto, Ahmad Alfarizi, Hasim Kipuw, serta Kurnia Meiga.
"Saya sebenarnya tidak memikirkan usia pemain. Tapi lebih pada kualitas dan kerja keras. Dengan metode kepelatihan saya, semua pemain akan mengalami peningkatan performa," tegas Milomir Seslija.
Data klub
Berdiri: 11 Agustus 1987
Prestasi: Juara Galatama (1992), Juara ISL (2010), Juara Menpora Cup (2013), Juara Piala Gubernur Jatim (2013), Juara MNC Cup (2014), Juara Inter Island Cup (2014), Bali Island Cup (2015 dan 2016), Juara Trofeo Persija (2014 dan 2015), Juara Sunrise of Java (2015), Juara Bhayangkara Cup (2016)
Susunan Pemain:
Kiper: Kurnia Meiga Hermansyah, Achmad Kurniawan, I Made Kadek Wardana, Utam Rusdiana.
Belakang: Hamka Hamzah, Goran Gancev, Ryuji Utomo, Benny Wahyudi, Hasim Kipuw, Syaiful Indra Cahya, Ahmad Alfarizi, Junda Irawan.
Tengah: Raphael Maitimo, Hendro Siswanto, Srdan Lopicic, Esteban Vizcarra, Dendi Santoso, Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Juan Revi, Ferry Aman Saragih, Dio Permana, Oky Derry Andrian
Depan: Cristian Gonzales, Sunarto, Antoni Putro Nugroho.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pemain Bintang
PEMAIN BINTANG: CRISTIAN GONZALES
Usianya boleh dibilang tidak muda lagi, hampir 40 tahun. Tapi kalau sudah berada di atas lapangan, pemain muda pun kewalahan mengawal bomber Arema yang satu ini. Dia adalah Cristian Gonzales.
Pemain naturalisasi asal Uruguay ini bahkan terlihat lebih bugar saat Singo Edan dibesut oleh Milo Seslija. Dia lebih sering berlari melebat untuk membuka ruang bagi tandemnya.
Padahal, musim-musim sebelumnya, El Loco lebih banyak bermain sebagai target man yang menunggu bola di depan atau sebagai tembok untuk memantulkan bola kepada striker kedua.
Perubahan karakter bermain Gonzales terlihat jelas dalam final Torabika Bhayangkara Cup 2016 meawan Persib Bandung (3/4/2016). Meski tidak mencetak gol, tapi dia justru berkontribusi dengan membuat assist lewat umpan silang yang bisa ditanduk tandemnya, Sunarto.
Momen itu membuktikan kalau stamina mantan striker PSM Makassar dan Persik Kediri itu masih bugar. Rahasianya, selain disiplin jaga kondisi, Milo juga memberikan menu makanan nomor satu untuk El Loco dan semua pemain. Ini penting karena suplai makanan adalah bensin.
Pada ajang ISC nanti, ayah empat anak ini bakal tetap jadi andalan lini depan Arema. Meskipun pelatih ingin merekrut striker asing Asia, pemain baru tidak akan menggeser posisi Gonzales, melainkan sebagai tandem.
Sebelumnya, Cristian Gonzales kini lebih sering jadi striker tunggal. Padahal pada musim 2014, ada tandem berkelas yang mendampinginya, seperti Beto Goncalves (2013-2014) dan Samsul Arif (2014-2015).
Advertisement
Pelatih
PELATIH: MILOMIR SESLIJA
Ekspresif dan penuh kontroversi. Itulah dua kata yang tepat untuk menggambarkan karakter pelatih Arema Cronus, Milomir Seslija.
Pelatih kelahiran Bosnia 51 tahun silam ini kerap meluapkan emosinya saat latihan maupun pertandingan. Jika ada hal yang tidak sesuai dengan pengamatan atau keinginannya, dia langsung menumpahkan amarahnya.
Tapi jika timnya sukses membuat gol, selebrasi yang dilakukan bisa lebih heboh daripada pencetak golnya. Selain itu, dia kerap melawan jika ada pelatih atau pemain yang memberikan komentar buruk terhadapnya.
Seperti saat meladeni berbagai ejekan dari mantan pemainnya Kiko Insa yang kini memperkuat Bali United. Milo juga melawan Bambang Nurdiansyah, pelatih PS Polri yang sempat bersitegang dengannya terkait beda pendapat keputusan wasit di ajang Torabika Bhayangkara Cup lalu.
Tapi di balik itu, Milo contoh pelatih profesional yang jenius. Dia sangat disiplin. Mulai makanan, jam istirahat hingga kebiasaan pemain dipelajarinya.
Masalah taktik, dia juga punya segudang alternatif. Pola 4-3-3, 4-5-1 dan 4-4-2 dengan susunan pemain berbeda beberapa kali dicobanya.
Dia juga berani mengambil risiko saat mendepak pemain. Seperti keputusannya melepas dua pemain asing Spanyol kesayangan Aremania, Kiko Insa dan Toni Espinosa. Dia menjawab kritikan pedas dari suporter dengan memberikan gelar Bali Island Cup dan Bhayangkara Cup.
Perekrutan bek Goran Gancev yang semula diprotes suporter juga berangsur reda setelah sang pemain tampil makin solid menjaga lini belakang. "Semua turnamen sebelumnya itu masih persiapan dan pemanasan. Target kami adalah juara di kompetisi (ISC)," tegas Milomir Seslija.