Bola.com, Jakarta - Ketua Ad-Hoc PSSI, Agum Gumelar direncanakan bertemu dengan petiggi FIFA pada Selasa (27/4) nanti. Kepergian Agum Gumelar ke markas FIFA di Zurich, Swiss, untuk memperjuangkan nasib sepak bola Indonesia agar hukuman tidak diperpanjang oleh otoritas federasi sepak bola dunia itu.
Agum tak sendiri bertemu FIFA. Ia akan didampingi oleh Ketua Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir ddan juga Sekretaris Jenderal
(Sekjen) PSSI, Azwan Karim. Rencananya rombongan tersebut akan bertolak ke Zuirch, Swiss pada Minggu (24/4) sore ini. Ketiga figur ini bakal menjadi penentu nasib sepak bola Indonesia.
Baca Juga
Erick Thohir Bertemu Presiden FIFA, Berikan PSSI Update Report dan Bahas Sepak Bola Indonesia
Bos JDT Temui Presiden FIFA, Jelaskan Proyek Timnas Malaysia: Gianni Infantino Berikan Dukungan Penelitian, Infrastruktur, dan Pengembangan
Gara-Gara Piala Dunia Antarklub 2025, FIFA Putuskan Periode Transfer Windows Jadi Tiga Kali
Advertisement
Baca Juga
Kepergian mereka bertiga juga tak lepas dari perkembangan baru sepak bola Indonesia. Sejak diberikannya mandat kepada Wakil Presiden PSSI, Hinca Pandjaitan untuk memimpin sementara organisasi yang sudah berusia 86 tahun itu sepeninggal La Nyalla Mattalitti yang kini berstatus sebagai tersangka kasus korupsi.
Meski demikian FIFA masih mengakui La Nyalla Mattalitti sebagai Presiden PSSI yang sah untuk kepengurusan 2015-2019 mendatang.
Rencana kepergian Agum dan tim ke Zurich sebetulnya sempat akan batal. Hal tersebut dikarenakan belum ada tanda-tanda yang pasti terkait dengan pencabutan sanksi administratif PSSI oleh pemerintah.
“Kami berjuang agar sanksi FIFA dicabut tapi di dalam negeri pemerintah masih memberikan sanksi,” ujar Agum beberapa hari yang lalu dalam acara HUT PSSI ke-86 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Selain dua ‘orang’ PSSI yang akan berangkat, kehadiran Erick Thohir sebagai wakil dari pemerintah dirasa juga tak memberikan banyak pengaruh. Apalagi, FIFA sangat anti dengan campur tangan orang pemerintah jika mencakup masalah federasi sepak bola suatu negara.
Meski Erick Thohir kabarnya akan melakukan komunikasi secara personal dengan petinggi-petinggi FIFA, tapi sangat diyakini FIFA hanya mau berbicara dan melakukan koordinasi kerja dengan pengurus PSSI. Figur Agum Gumelar dan Azwam Karim mewakili PSSI dihadirkan untuk menghidari kesan FIFA mengabaikan anggotanya.
FIFA dijadwalkan akan mengadakan pembahasan pemberian sanksi lanjutkan kepada PSSI dalam Kongres Tahunan yang diadakan pada bulan Mei 2016 mendatang di Meksiko City, Meksiko. Ada peluang FIFA akan memberikan kelogaran bagi kondisi PSSI saat ini.
Otoritas tertinggi memberikan kesempatan istimewa dengan tak memperpanjang sanksi bagi sepak bola Indoenesia, asalkan pemerintah dengan segera mencabut sanksi administratifnya kepada PSSI sebelum Kongres di Meksiko.
Presiden RI, Joko Widodo, baru-baru ini menjanjikan kalau konflik sepak bola Tanah Air paling lambat akan tuntas pada bulan Mei 2016. Sayangnya Jokowi tidak secara spesifik memberitahu strategi terperinci pemerintah untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan yang melibatkan PSSi dengan Kemenpora.
Tentu saja, hal tersebut harus dimanfaatkan dengan segera oleh Tim Ad-Hoc. Jika tidak besar kemungkinan aktivitas sepak bola Indonesia masih terus terhenti hingga beberapa tahun mendatang. Tak hanya sepak bola, futsal yang sedang berkembang di Tanah Air pun akan kehilangan kekuatannya di Asia Tenggara jika sanksi tak kunjung dicabut oleh pemerintah.