Bola.com, Malang - Ada yang berubah dari penampilan bek senior Hamka Hamzah. Bergabung dengan Arema Cronus pada Februari lalu, pemain 32 tahun ini tampil lebih kalem. Tidak lagi meledak-ledak atau melakukan protes keras terhadap wasit yang sebelumnya jadi ciri khas Hamka.
Kepada bola.com, pemain kelahiran Makassar ini mengakui kalau ada perubahan dalam performanya di lapangan. "Capek kalau main keras terus. Faktor usia juga pengaruh bisa main lebih tenang," kata mantan pemain Pusamania Borneo FC ini.
Baca Juga
Di Arema Cronus, Hamka juga mengaku tidak begitu susah memimpin tim karena sudah banyak pemain senior dan berpengalaman di dalam tim. Hal itu juga berpengaruh pada cara Hamka memimpin tim di lapangan.
Jika jadi kapten tim yang dihuni banyak pemain muda, Hamka mengaku harus tampil keras. Itu demi mengangkat moril pemain lain. Tetapi, di Arema tidak perlu seperti itu lagi karena mental para pemain senior sudah matang. Buktinya, dua trofi bisa diraih meski dengan cara bermain lebih tenang, yaitu juara Bali Island Cup dan Torabika Bhayangkara Cup 2016.
Advertisement
Baca Juga
Hanya, Hamka masih memiliki sebuah catatan kurang bagus meski tampil kalem. Di babak penyisihan Torabika Bhayangkara Cup lalu, Hamka sempat mengantongi satu kartu merah saat melawan Bali United.
Dia dianggap wasit melakukan tindakan yang tidak sportif dengan mengarahkan tangannya ke kepala Silvio Escobar ketika duel udara. "Waktu itu refleks saja saat duel," katanya.
Setelah kejadian itu, Hamka tidak lagi menerima kartu. Sepertinya, pelatih Arema, Milomir Seslija, juga mengarahkanya agar dia tak lagi melakukan tindakan yang tidak perlu.
"Saya tidak suka pemain yang banyak melakukan kesalahan tidak perlu, seperti protes wasit atau nakal dengan pemain lawan. Akan lebih baik main disiplin dan fair play," kata Milo.