Bola.com, Jakarta - Rencana bombastis Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi, mendatangkan pelatih top dunia Jose Mourinho direspons striker legendaris Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah. Pria yang kini melatih klub Divisi Utama, Persita Tangerang, tersebut menyebut kalau ide benar terealisasi, Mourinho jangan hanya diberi target ringan juara Piala AFF 2016.
"Rugi kalau sudah dilatih pelatih top dunia, Indonesia hanya menargetkan juara Piala AFF. Semestinya beliau (Mourinho) diberi target minimal juara Piala Asia. Sesuai dengan jumlah bayaran dan reputasi tinggi yang dimilikinya," ujar Bambang, yang dikontak bola.com, Selasa (10/5/2016).
Advertisement
Baca Juga
Pelatih yang akrab disapa Banur tersebut mengaku mengapresiasi niatan Menpora mendatangkan Mou ke Indonesia. Hanya, ia tidak yakin kedatangan pelatih asal Portugal yang pernah menukangi Chelsea, Real Madrid, dan Inter Milan tersebut jadi solusi kering prestasi Tim Merah-Putih di pentas internasional.
"Yang perlu dibenahi dari sepak bola Indonesia bukan timnas-nya, tapi fondasi pembinaan usia muda. Jadi sia-sia juga pelatih top didatangkan, kalau sistem pembinaan berbagai jenjang usia tidak berjalan dengan baik," ungkap Banur.
Banur berbagi pengalaman saat dirinya mendampingi arsitek top asal Belanda, Foppe de Haan, saat menukangi Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2006. Foppe kala itu baru saja mengantar Timnas Belanda U-21 juara Piala Eropa 2006.
"Foppe cukup terkejut dengan kondisi pemain Indonesia. Mereka berbakat, namun masih mentah. Pada akhirnya ia terpaksa membenahi hal-hal elementer saat melatih. Padahal waktu persiapan amat pendek hitungan tiga bulan saja. Hasilnya bisa ditebak: timnas gagal di Asian Games 2006," ucap Bambang yang asal Malang itu.
Berkaca dari kegagalan Foppe de Haan, idealnya seorang Jose Mourinho diberi mandat tidak hanya menjadi pelatih Timnas Indonesia Senior, namun memegang jabatan lebih tinggi lagi sebagai Direktur Teknik Timnas. "Akan tetapi apa mau Jose mengurusi masalah-masalah itu. Berapa lama juga ia dikontrak. Tidak mungkin membangun fondasi pembinaan usia berjenjang dalam hitungan setahun atau dua tahun saja," kata Bambang Nurdiansyah.