Bola.com, Malang - Pada awal perjalanan Arema Cronus dalam Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo dua pemain langsung jadi korban cedera parah. Cristian Gonzales dan Dendi Santoso mengalami patah tulang.
Gonzales patah di tulang rusuknya, sedangkan Dendi tulang fibula kaki kanan. Keduanya dilarikan ke rumah sakit di tengah pertandingan melawan Persiba Balikpapan (1/5/2016).
Baca Juga
Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir Jadi Pelatih Striker Timnas Indonesia setelah Tersingkir dari Piala AFF 2024
Mengulas Jejak Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia di Piala AFF: Sudah Dibantu 13 Nama, Siapa Paling Bersinar?
Atep, Cristian Gonzales, dan Charis Yulianto Berikan Penilaian terhadap Timnas Indonesia: Level Sudah di Asia, Menuju Dunia
Advertisement
Baca Juga
Menengok ke belakang, dua pemain ini sebenarnya bukan pemain yang kali pertama yang mengalami cedera parah saat mengenakan jersey tim Singo Edan. Sejak tahun 2007, setidaknya ada empat pemain yang pernah patah tulang.
Siapa saja mereka? Berikut daftarnya yang berhasil dikumpulkan bola.com:
1. Emelue Serge
Striker haus gol asal Kamerun, Emelue Serge, merupakan salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Arema. Namun, dia mengalami masa paling sulit juga di tim Singo Edan karena dia pernah mengalami patah tulang kering kaki kanan saat bermain untuk Arema pada sebuah turnamen pemanasan di Makassar tahun 2007.
Kala itu, Serge ditebas pemain sesama Kamerun yang bermain untuk Persipura Jayapura, Bio Paulin. Pemandangan waktu itu mengerikan. Kakinya terlihat bengkok saat dia mencoba untuk berdiri.
Pemain yang kini berusia 31 tahun itu langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dia beberapa kali menangis dan berteriak karena merasakan sakit yang hebat.
Lantaran cedera itu, Serge absen selama satu musim dan menjalani operasi di Jakarta. Waktu itu, tim Singo Edan masih dikelola oleh perusahaan rokok PT Bentoel. Perusahaan itu menanggung biaya pengobatan serta tetap membayar kontrak sang pemain semusim hanya untuk pemulihan cedera.
Di tahun berikutnya, Serge bisa kembali lagi. Namun, kiprahnya hanya bertahan setengah musim di tahun 2009. Sebab, dia mulai mudah cedera.
Serge bergabung dengan Arema pada 2005. Dia langsung mencuri perhatian Aremania. Serge juga pernah mencetak gol indah dalam semifinal Copa Indonesia 2006 melawan PSMS Medan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dari jarak 30 meter, dia melepaskan tendangan keras dan sempat membentur mistar gawang PSMS yang dikawal Markus Horison. Ketika membahas Serge, tentu kenangan cedera dan gol indah itu yang langsung teringat.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berikutnya
2. Dian Agus Prasetyo
Kiper kelahiran Ponorogo, Jawa Timur, ini mengalami nasib sial di Arema karena kiprahnya bersama tim Singo Edan hanya berlangsung hitungan menit.
Di laga perdana ISL 2011-2012, Dian Agus Prasetyo mengalami patah tulang kering kaki kanan saat melawan Persela Lamongan di Stadion Kanjuruhan. Dia harus ditarik menit ke-11 dan dilarikan ke rumah sakit.
Cedera itu merupakan cedera lama kiper yang sempat masuk Timnas Indonesia senior ini. Sebelumnya, dia sempat mengalami patah tulang kering saat memperkuat Pelita Jaya tahun 2010 yang membuatnya harus menjalani operasi dan istirahat setahun.
Saat mengalami cedera yang sama di Arema, Dian juga menghilang satu musim. Sialnya, dia juga diputus kontrak manajemen Arema. Praktis selama setahun itu DAP mengalami masa suram dan bayang-bayang pensiun dini.
Padahal sewaktu pertama bergabung dengan Arema, dia punya optimisme tinggi karena Dian Agus diproyeksikan jadi kiper utama setelah Kurnia Meiga memilih gabung Arema IPL kala itu. Namun apa daya, Dian harus menelan pil pahit untuk kali kedua.
Tetapi hebatnya, kiper yang mengawali karier profesional bersama Petrokimia Gresik itu bisa kembali lagi. Dia dikontrak Barito Putera dan tampil gemilang tahun 2013 sehingga tahun berikutnya Dian direkrut Mitra Kukar. Kariernya terus menanjak dan sempat bermain untuk Sriwijaya FC dan kini berlabuh di Pusamania Borneo FC.
Advertisement
Berikutnya
3. Dicky Firasat
Selain Dian Agus mengalami patah tulang kering, di musim yang sama ada satu lagi pemain Arema yang cedera patah tulang. Pada 2012, waktu itu Singo Edan sedang menjamu PSPS Pekanbaru. Dicky berhasil mencetak gol lewat tandukan di menit ke-21.Tetapi, Dicky tidak bisa melakukan selebrasi.
Pemain asal Bandung yang kini berusia 35 tahun itu justru tersungkur di lapangan. Ternyata, saat melakukan sundulan, dia berbenturan keras dengan bek lawan, Dedy Gusmawan.
Ketika ditandu keluar lapangan, terlihat mulutnya mengeluarkan darah. Dicky mengalami patah di tulang pipi kiri sehingga harus menjalani operasi lima hari setelah kejadian itu. Mantan pemain Persib Bandung dan Persela Lamongan ini harus istirahat sekitar satu bulan setengah pasca operasi.
Arema pun kehilangan salah satu striker supersub andalan waktu itu karena Dicky merupakan spesialis pengganti dan punya skill lumayan apik. Apalagi di musim tersebut skuat Singo Edan compang-camping dan sedang berjuang lepas dari zona degradasi.
Sayang, setelah kembali dari cedera, Dicky jarang mendapat kesempatan lagi karena ada pemain asing, Dzumafo Herman yang didatangkan pada putaran kedua bersamaan dengan para striker lokal, seperti Sunarto dan Dendi Santoso kembali dari Arema IPL.
Berikutnya
4. Irsyad Maulana
Mungkin tidak banyak yang tahu bila pemain sayap yang kini jadi andalan Semen Padang, Irsyad Maulana pernah mengalami cedera parah. Irsyad pernah mengalami retak di tulang fibula kaki kanan ketika baru bergabung dengan Arema Cronus musim 2013.Waktu itu Irsyad belum banyak dikenal karena dia datang dari tim Pelita Jaya U-21.
Cedera tersebut didapatkan Irsyad saat uji coba melawan Madura United. Awalnya Irsyad tidak mengetahui bila ada retak di kakinya. Tetapi setelah ditarik keluar dan masuk ruang ganti, dia merasakan nyeri saat berjalan. Tim medis pun baru mengetahui esok harinya.
Irsyad lalu dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Setelah diketahui ada retak, pemain asal Padang ini harus istirahat selama tiga bulan dan menjalani penyembuhan tanpa operasi.
Dia sempat pulang kampung karena dilanda kejenuhan tiap hari sendirian tanpa melakukan apa-apa. Namun begitu kembali bermain, dia justru tampil memukau. Julukan Neymar Arema atau wonderkid sempat diberikan Aremania kepadanya mengingat Irsyad waktu itu masih berusia 19 tahun.
Tetapi setahun berikutnya, dia kembali mengalami cedera retak pada pergelangan tangan kanan saat tampil di Piala AFC 2014. Kala bermain melawan wakil Maladewa, Maziya Sport and Recreation, dia salah tumpuan saat terjatuh sehingga pergelangannya retak. Irsyad hanya absen hanya hitungan minggu karena ia bisa bermain dengan tangan dibalut gips.
Advertisement