Bola.com, Bangkalan - Pengalaman adalah guru yang terbaik. Itu kira-kira yang ada di benak Gomes de Oliveira. Pelatih Madura United itu sedang menyoroti kelemahan konsentrasi anak buahnya yang selalu kecolongan di menit akhir pertandingan di pentas Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo.
Tiga dari empat pertandingan yang sudah dijalani, yakni melawan PS TNI, Sriwijaya FC, dan Pusamania Borneo FC, Fabiano Beltrame dkk. sering lalai menjaga fokus hingga pertandingan berakhir.
"Ini tanggung jawab bersama. Saya tak mau menyalahkan pemain di sektor tertentu yang teledor di menit akhir. Semua yang ada di lapangan bersalah karena sebuah gol tidak begitu saja terjadi, tapi melalui proses yang diawali dari tengah kemudian membobol pertahanan," kata Gomes de Oliveira.
Pelatih asal Brasil itu meminta anak didiknya agar menjaga konsistensi pikiran hingga wasit jelas-jelas meniup peluit panjang sebagai tanda permainan selesai.
"Banyak kejadian di sepak bola, kemenangan yang sudah ada di depan mata sirna karena keteledoran di akhir permainan. Saya tak mau itu terjadi lagi di pertandingan berikutnya," lanjut Gomes.
Advertisement
Baca Juga
Dari evaluasi Gomes, ada beberapa penyebab Madura United sering kecurian gol di menit akhir.
"Faktor fisik bisa mempengaruhi konsentrasi. Jika stamina menurun, fokus pasti ikut merosot. Komunikasi antarpemain di semua lini juga harus ditingkatkan lagi, terutama ketika pertandingan akan bubar sehingga tak ada lagi cerita Madura United terkena petaka di menit akhir," tuturnya.
Masalah konsentrasi ini makin krusial, mengingat agregat gol klub berjulukan Sape Kerrab saat ini masih minus tiga gol. Slamet Nurcahyo cs. sejauh ini baru mencetak empat gol, namun sudah kebobolan tujuh gol. Jumlah kebobolan itu jadi yang terbanyak dari seluruh kontestan TSC 2016.
"Artinya, kami harus mengurangi defisit itu dengan mencetak gol sebanyak mungkin dan gawang kami tak boleh kebobolan," jelas Gomes de Oliveira.