Bola.com, Kelantan - Kompetisi level teratas di Malaysia, Malaysia Super League (MSL), masih diwarnai persoalan tunggakan gaji yang membelit salah satu klub peserta, Kelantan FA. Sesuai regulasi yang sudah disepakati bersama, Kelantan kini terancam terdegrasi ke kompetisi kasta kedua.
Sebelum MSL musim ini berputar pada pertengahan Februari 2016, operator MSL, Football Malaysia Limited Liability Partnership (FMLLP), sudah mengingatkan agar tak ada lagi klub yang bermasalah dengan gaji pemain karena sanksi yang menanti akan sangat merugikan.
Baca Juga
Bos JDT Temui Presiden FIFA, Jelaskan Proyek Timnas Malaysia: Gianni Infantino Berikan Dukungan Penelitian, Infrastruktur, dan Pengembangan
Raja Isa Sebut Putra Mahkota Johor, Tunku Ismail Idris Bisa Jadi Erick Thohir-nya Malaysia: Bawa Sepak Bola Negeri Jiran Mendunia!
Soal Program Naturalisasi Pemain Malaysia, Pengamat: FAM Tak Perlu Malu Meniru Indonesia
Selain terancam pengurangan poin, klub yang gagal menyelesaikan tunggakan gaji diancam diturunkan ke Malaysia Premier League, kompetisi kasta kedua di Negeri Jiran. Tak cukup itu, klub bermasalah dengan tunggakan gaji juga bisa kehilangan lisensi profesional mereka.
FMLLP kini tidak tinggal diam menyikapi tunggakan gaji yang terjadi di Kelantan. Hingga sekarang klub berjulukan The Red Warriors itu belum menyelesaikan tunggakan gaji terhadap lima mantan pemain mereka.
Advertisement
Baca Juga
Seperti dikutip dari Bernama (27/5/2016), FMLLP menyerukan agar Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengurangi poin Kelantan bila klub yang saat ini menduduki posisi ke-8 di klasemen sementara MSL itu belum melunasi tunggakan paling lambat 31 Mei 2016.
FMLLP juga mengusulkan agar FAM mendegradasi Kelantan ke kompetisi kasta kedua bila hingga batas waktu itu tetap mampu melunasi tunggakan gaji lima eks pemainnya.
Hanya, FAM sejauh ini belum mengambil tindakan apapun. "Sejauh ini belum ada keputusan yang dibuat, apakah Kelantan akan didegradasi ke Primer League atau didiskualifikasi dari MSL. Kelantan masih mengambil beberapa inisiatif untuk menyelesaikan masalah tunggakan gaji ini," kata Wakil Presiden FAM, Datuk Afandi Hamzah.
Seperti halnya di Indonesia, kompetisi di Malaysia masih diwarnai persoalan tunggakan gaji. Sebagai pengelola Malaysia Super League, FMLLP memang bersikap keras terhadap kontestan karena ingin membawa kompetisi nasional Malaysia profesional dan maju layaknya kompetisi di Benua Eropa.