Bola.com, Jakarta - Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) sebagai Badan Layanan Umum (BLU) pengelola kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, melakukan kegiatan revitalisasi lapangan/field of play (FOP) di Stadion Utama GBK.
Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas layanan publik. Pekerjaan revitalisasi FOP Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 2024 dilakukan untuk mendukung penampilan Timnas Indonesia, pada putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Baca Juga
Breaking News! SUGBK Tidak Akan Menggelar Semifinal dan Final Piala AFF 2024, Kandang Timnas Indonesia di Mana?
Ivar Jenner Bicara Soal Rumput SUGBK saat Timnas Indonesia Menjamu Jepang dan Arab Saudi: Biasanya Lebih Buruk
Pengelola Pamer Kondisi Terkini Rumput SUGBK Jelang Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Pemeliharaan Rutin
Advertisement
Revitalisasi lapisan rumput lapangan serta serangkaian kegiatan lainnya melibatkan para stakeholder, dan konsultan serta tenaga ahli yang telah berpengalaman dalam menangani pengelolaan stadion multifungsi berkelas internasional.
Pekerjaan revitalisasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dimulai sejak Juni hingga Oktober 2024. Perincian pekerjaan dimaksud adalah pemeriksaan laboratorium, sterilisasi media tanam, leveling media tanam, penanaman rumput, proses grow-in dan perawatan intens, dan uji fungsi dan monitoring visual lapangan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Menelan Anggaran hingga Rp 9 Miliar
Pekerjaan revitalisasi lapangan SUGBK merupakan bagian dari rencana induk tahun 2024/2025 untuk menuju GBK yang berstandar internasional. Adapun venue yang memerlukan perawatan rumput terdiri dari Stadion Utama, Lapangan Sepak Bola, Stadion Madya, Baseball, dan Softball.
Untuk pemeliharaan rumput seluruh stadion tersebut secara rutin, GBK menyiapkan anggaran tahunan antara Rp5 milyar sampai dengan Rp9 milyar tergantung pada kondisi aktual rumput pada saat akan digunakan.
"Dengan berbagai pertimbangan termasuk perlindungan cagar budaya, maka modernisasi pemeliharaan rumput yang paling sesuai untuk GBK adalah teknologi yang diimplentasikan di Singapura," ucap Direktur Umum PPKGBK, Hadi Sulistia.
"Mereka membutuhkan waktu 7 tahun proses uji coba sebelum menemukan teknologi yang saat ini mereka terapkan. Alhamdulillah, sejauh ini mereka sangat terbuka untuk berbagi pengalaman."
"Namun demikian, untuk melakukan modernisasi tersebut diperlukan persiapan nursery yang memadai dan pengadaan peralatan khusus yang memerlukan waktu minimal 1 tahun," tambah Hadi.
Advertisement
Peningkatan Pelayanan Publik
Hadi mengatakan Pengelola GBK akan terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan publik termasuk di dalamnya mengelola kawasan secara multifungsi sesuai tata kelola dan prinsip-prinsip Badan Layanan Umum.
"Pekerjaan revitalisasi lapangan SUGBK ini merupakan bagian dari komitmen manajemen dalam rangka menghadirkan layanan terbaik bagi publik," jelas Hadi.
"Sebagai BLU, GBK melakukan optimalisasi pemanfaatan aset milik negara demi memenuhi kebutuhan akan venue olahraga, edukasi, hiburan, hingga kegiatan kenegaraan," tutup Hadi.