Bola.com, Lamongan - Dipilih manajemen Persela Lamongan untuk menggantikan Stefan Hansson, tugas Sutan Harharah sebagai nahkoda baru tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu tidak bisa dibilang mudah. Pasalnya, butuh kerja ekstra keras bagi mantan pelatih PSMS dan Semen Padang itu untuk mengangkat performa tim yang sedang ambruk.
Namun, Sutan datang ke Lamongan tentu tidak cuma modal keberanian. Ia sudah berhitung cermat mengenai semua potensi yang dimiliki tim ini, serta kekurangan yang harus ia benahi. Setidaknya, hal itulah yang ia sampaikan saat presentasi di depan manajemen Persela sebelum ia dipilih duduk di kursi panas pelatih kepala.
Advertisement
Baca Juga
Lantas bagaimana dan apa saja kiat Sutan untuk meningkatkan grafik permainan Persela agar mentas dari rangkaian hasil buruk di lima laga sebelumnya di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 Presented by IM3 Ooredoo? Berikut petikan wawancara Sutan dengan bola.com.
Apa yang membuat Anda bersedia menerima tawaran Persela?
Tantangan dan keyakinan bisa membangkitkan tim ini dari keterpurukan.
Sejauh mana keyakinan Anda bisa angkat Persela?
Saya tahu ini tidak mudah. Tapi, hidup harus dibangun dari sebuah keyakinan dan harapan. Saya punya kemampuan, begitu juga pemain di tim ini. Selama ada kemauan dan kemampuan yang kita miliki, tidak ada yang mustahil.
Jika melihat kondisi Persela sekarang, apa yang akan Anda benahi lebih dulu?
Semua, teknis dan nonteknis. Teknis berkaitan dengan taktik dan strategi, nonteknisnya adalah mental. Setelah kalah lima kali beruntun, tentu ada masalah besar pada psikis pemain. Hal inilah yang harus saya bangun dan menatanya kembali.
Dalam waktu yang relatif singkat, apakah itu mungkin?
Sangat mungkin selama semua elemen di tim ini mendukungnya. Tanpa dukungan dari semua elemen, hal itu sulit tercapai. Namun jika melihat gairah pemain di latihan perdana ini, saya optimistis prestasi tim ini bisa segera membaik.
Setelah lama tak menangani tim, apakah Anda tidak merasa canggung?
Saya sudah lama menjadi pelatih. Saya juga sudah menangani banyak tim. Terakhir saya melatih Semen Padang pada 2007. Setelah itu saya banyak bekerja sebagai instruktur pelatih di PSSI. Jadi kembali melatih tim bukan masalah besar bagi saya. Bisa dibilang, inilah habitat saya.
Bagaimana Anda menilai kekuatan materi Persela saat ini?
Saya belum bisa menilai karena saya baru sehari bekerja. Saya memang mengenal dan mengetahui kemampuan individu di tim ini, tapi belum tahu mereka jika menjadi sebuah tim.
Saya memang sudah mengamati permainan mereka di beberapa pertandingan lewat televisi, tapi rasanya terlalu dini menilai tim ini jika tidak terjun langsung dalam waktu yang cukup.
Adakah kemungkinan Anda melakukan cuci gudang di paruh turnamen nanti?
Semua berpulang pada manajemen. Kalau saya, hal itu sangat mungkin karena untuk memperbaiki performa tim membutuhkan upgrade. Hal itu juga tergantung prestasi di sisa perjalanan putaran pertama ini. Jika memang saya melihat ada yang tidak bisa naik lagi, bisa jadi saya rekomendasikan ke manajemen untuk diganti.
Apakah Anda sudah siap akan digoyang jika ternyata tidak mampu mengentaskan tim ini?
Saya selalu siap, itu sudah menjadi bagian dari konsekuensi pekerjaan. Kalau tidak siap, saya tidak akan terima tawaran dari Persela.
Â
Â