Bola.com, Brisbane - Dalam waktu berdekatan, dua pengusaha gila bola Indonesia melepas mayoritas saham kepemilikan klub luar negeri yang mereka miliki. Setelah Erick Thohir menjual sebagian besar sahamnya di klub Italia Inter Milan, selanjutnya Nirwan Bakrie dipaksa melepas kepemilikan klub asal Australia, Brisbane Roar.
Kedua pengusaha selama ini kerap bermitra membeli saham-saham klub-klub luar negeri. Sebelumnya lewat bendera Cronus mereka sempat membeli saham Leicester City (Inggris), DC United (Amerika Serikat), dan CS Vise (Belgia).
Baca Juga
Mantap! Rafael Struick Starter: Siaran Langsung Macarthur Vs Brisbane Roar Dapat Disaksikan di Sini
Rafael Struick Bermain Sekitar 30 Menit, Brisbane Roar Keok di Kandang Melbourne Victory
Rafael Struick Perdana Nyekor di Liga Australia, Pelatih Brisbane Roar: Sering Cadangan di Belanda, tapi Makin Oke berkat Timnas Indonesia
Advertisement
Baca Juga
Kisah Bakrie di Brisbane Roar terasa tragis. Klub papan atas A-League tersebut mengalami krisis keuangan akut. Mantan Wakil Ketua Umum PSSI di era kepengurusan Nurdin Halid dipaksa Federasi Sepak Bola Australia (FFA) menjual The Roar ke pihak lain. Jika mengalami pailit klub tersebut diancam kehilangan lisensi bermain di kompetisi elite Negeri Kanguru.
The Courier-Mail pada Rabu (8/6/2016) memberitakan bahwa FFA telah menunjuk Daniel Cobb sebagai Managing Director Brisbane Roar. Pengusaha pemilik Clean Energy Enterprises, yang juga mantan pemilik klub Adelaide United, memimpin proses pengambilalihan klub dari tangah Bakrie.
Brisbande Roar, bakal diserah terimakan kepemilikannya dari Nirwan Bakrie ke konsorsium pengusaha Austrla yang dipimpin Cobb. "Grup Bakrie ingin tetap berada di klub sebagai pemegang saham minoritas, tapi kami punya opsi mengambil 100 persen kepemilikan klub," kata Cobb.
Sebulan belakangan, Daniel Cobb didampingi mantan CEO Brisbane Roar, David Pourre, menggeber negosiasi dengan Nirwan Bakrie.
Cobb memastikan pada akhir bulan ini ia akan mengucurkan dana 2 juta dolar AS untuk membayarkan utang gaji ke pemain dan ofisial. Ia berencana melakukan pembicaraan dengan pelatih Brisbane Roar, John Aloisi, berkaitan rencana klub menyongsong A-League musim depan.
Pada bulan Februari 2012 Nirwan Bakrie mengambil kendali Brisbane Roar. Mereka memiliki 70 persen saham kepemilikan klub yang bermarkas di Suncorp Stadium itu, dan jadi orang luar Australia pertama yang jadi pemilik klub sepak bola profesional Negeri Kanguru.
Selama memegang The Roar, sang pengusaha diprakirakan telah menggelontorkan tak kurang dana 20 juta dolar. Start awal Bakrie di klub berlambang singa tersebut mengesankan. Brisbane juara A-League 2013–2014.
Sayang, setahun belakangan klub dihempas badai krisis keuangan. The Black and Orange hampir pailit dan mundur jadi peserta Liga Australia.
Upaya penyelamatan sempat dilakukan Nirwan Bakrie dengan mengirimkan orang kepercayaannya Rahim Soekasah, untuk membenahi persoalan keuangan klub. Dalam masa sulit Brisbane Roar sukses menempati posisi tiga besar A-League 2015-2016.
Sayangnya, masalah utang klub tak kunjung selesai. Pada pekan lalu FFA memberikan ultimatum kepada pihak Cronus untuk segera membereskan masalah krisis keuangan. Jika tidak lisensi keikutsertaan di A-League dicabut paksa.