Bola.com, Malang - Manajemen Arema Indonesia yang pernah tampil di IPL mulai gusar dengan pemberitaan bahwa timnya berencana ikut kompetisi resmi dari kasta terendah seperti Liga Nusantara.
Arema Indonesia menegaskan target mereka saat ini bisa tampil di kasta tertinggi seperti PSM Makassar dan Semen Padang, yang sekarang masih eksis setelah melompat dari IPL ke ISL.
Tim yang kini di bawah kendali istri pendiri Arema, Novi Zaenal, itu optimistis bisa mengikuti jejak PSM dan Semen Padang karena mendapat dukungan dari Menpora Imam Nahrawi.
"Sekali lagi main di Liga Nusantara itu hanya sekedar wacana. Kami ingin main di kasta tertinggi yang resmi seperti terakhir kali tim ini tampil," kata manajer tim, Haris Fambudy.
Setelah sanksi PSSI dicabut, Menpora berpesan agar Arema Indonesia beserta klub AKSI (Aliansi Klub Sepakbola Indonesia) diakomodasi oleh federasi. Janji itu yang membuat Singo Edan merasa punya kans besar untuk bangkit setelah vakum sejak 2013.
Lantas sudah siapkah Arema Indonesia jika direstui ikut kompetisi tertinggi karena dana yang dibutuhkan tidak kecil. "Tentu kami siap. Tim juga sudah ada," imbuh Haris.
Advertisement
Baca Juga
Usut punya usut, sumber dana Arema Indonesia membentuk tim berasal dari manajemen tim yang sementara berkorban mengeluarkan dana dari kantong pribadi.
"Berapa yang sudah dikeluarkan itu rahasia klub. Sebagai gambaran, tahun lalu kami sempat melakukan pemusatan latihan di Bali dua minggu. Dana yang dikeluarkan tak kurang dari 200 juta rupiah," ungkap pria berambut gondrong itu.
Setelah Lebaran, Arema Indonesia berencana menggelar pemusatan latihan di Bali lagi. Tujuannya untuk membentuk dan mematangkan tim. Bisa dibilang itu bentuk optimisme yang tinggi dari manajemen Arema untuk bisa kembali berkompetisi.
"Tentu kami optimistis dan perlu diketahui Arema Indonesia berhak dilibatkan dalam KLB PSSI karena yang terdaftar sebenarnya Arema di bawah PT Arema Indonesia, yaitu kami," tandasnya.
Pernyataan tersebut tentu menyindir Arema Cronus yang kini eksis di TSC 2016. Sebab, mereka dikelola oleh PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia. Perusahaan itu digunakan karena Arema Cronus menganggap PT Arema Indonesia masih bermasalah dan dalam proses pengadilan.