Bola.com, Solo - Bintang SC Feyeenord U-15 asal Indonesia, Yussa Nugraha, benar-benar memanfaatkan jeda kompetisi Liga Belanda U-15 saat pulang ke kampung halaman, Kota Solo.
Pemain muda yang mencetak 18 gol dan 13 assist dari 33 pertandingan dan jadi top scorer tim itu pada Kamis (9/6/2016) meluangkan waktu untuk berbagi cerita dan pengalaman di hadapan siswa siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) Bonansa Solo dan Pasoepati Football Academy (PFA).
Baca Juga
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
VIDEO: Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024, Salah Shin Tae-yong?
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Yussa bercerita banyak hal. Mulai sistem sepak bola di Negeri Kincir Angin yang memang ketat dan terstruktur hingga aktivitas keseharian tak jauh berbeda dengan anak-anak di Indonesia di mana pemain harus dituntut disiplin menghadapi jadwal padat yang semuanya berkaitan.
Ia lantas menuturkan kesehariannya. Pagi hari sekolah terlebih dulu, lalu dikombinasikan dengan berlatih bola. Yussa melahap program latihan tiga kali sepekan dilanjutkan kompetisi pada hari Sabtu. Jarak antara tempat latihannya di Rotterdam dengan rumahnya di Den Haag sekitar 30 kilometer yang ditempuhnya selama 30 menit naik trem.
"Sama seperti liga-liga lain, kompetisi berformat kandang-tandang satu musim penuh. Jadi, butuh fisik dan stamina yang betul-betul prima selain skill individu. Di SC Feyeenord semua permain berkompetisi untuk mendapatkan kontrak profesional saat usia 17 tahun," kata Yussa.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Yussa menceritakan jika program latihan bisa berjalan teratur dengan level di atas karena fasilitas yang memadai. Akademi Feyenoord memiliki 12 lapangan untuk menjalankan kompetisi di seluruh tingkatan. Dirinya juga menjelaskan soal asupan gizi pesepak bola sejak dini di Belanda, yang tidak boleh sembarangan.
"Kompetisi tidak hanya antarklub, namun juga ada persaingan antarpemain di dalam tim kami karena ada evaluasi setiap bulannya untuk tetap menjadi pemain utama. Jika performa menurun, pasti akan terlempar dari persaingan. Pola makan saya teratur dan tidak boleh sembarangan makan, seperti tidak boleh makan gorengan atau minum minuman bersoda," tutur pemain asal Solo kelahiran 21 Maret 2001 itu.
Dalam sesi tanya-jawab, Yussa ditanya salah satu pemain Pasoepati Football Academy untuk target musim depan. Dia dengan tegas membidik promosi ke tim B2 atau U-16 termasuk langsung ke skuad B1 atau junior U-17, meski usianya baru 14 tahun. Jika performanya terus terasah, dia optimistis bisa masuk ke level junior meski tetap dengan seleksi yang berat.
Pemain yang mengidolakan Andik Vermansah dan Evan Dimas ini juga menyatakan keinginannya memperkuat Timnas Indonesia. "Suatu kebanggaan bagi saya apabila dipanggil memperkuat Timnas Indonesia, apalagi mampu berprestasi di Asia bahkan dunia," ujarnya.