Bola.com, Surabaya - Manajer Bhayangkara Surabaya United Condro Kirono membenarkan kabar yang menyebutkan Polri akan membeli saham Bhayangkara Surabaya United hingga 90 persen. Upaya tersebut mereka lakukan agar pengelolaan klub tersebut menjadi otoritas Polri.
Saat ini, Polri hanya memiliki 39 persen saham di Bhayangkara SurabayaUnited. Saham terbesar masih dimiliki I Gede Widiade dengan 61 persen. Sayang, petinggi Polri itu tak menjelaskan kapan pembelian 51 persen saham Bhayangkara SU mereka lakukan.
"Benar, kami berencana membeli 51 persen saham Bhayangkara SU. Dengan begitu, total saham Polri di klub ini menjadi 90 persen atau mayoritas," katanya.
Soal mekanisme pembelian saham dan harga yang harus mereka bayar ke I Gede Widiade, Condro yang didampingi Kapolda Jatim Anton Setiadji menyatakan, kedua belah pihak belum membahas lebih detail. Sebab gelaran turnamen Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo belum berakhir.
Soal motivasi di balik niat Polri memiliki saham mayoritas di klub ini, Condro hanya menyebutkan bahwa Polri ingin berpartisipasi dalam pentas sepak bola Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Kami juga ingin ambil bagian dalam membangun sepak bola Indonesia yang baik. Turut melakukan pembinaan, baik pemain dan suporter, serta memberikan kebanggaan pada korps Polri beserta keluarganya," ujar Kapolda Jawa Tengah itu yang diamini Anton.
Kabar soal upaya Polri memiliki saham mayoritas klub yang bermarkas di Jemursari Selatan, Surabaya, ini juga dibenarkan Sekretaris Bhayangkara SU Rahmad Sumanjaya. "Memang benar. Tapi soal detail pembelian saham tersebut saya tidak tahu, itu urusan Pak Gede dengan Polri," terangnya.
Soal isu yang menyebutkan bahwa rencana pembelian saham mayoritas Polri ini berkaitan dengan upaya merangkul Persebaya di bawah naungan PT Persebaya Indonesia, baik Condro maupun Rahmad memilih tidak berkomentar. Namun Kapolda Jatim sekaligus Ketua panpel Bhayangkara SU, Anton Setiadji, mengungkapkan bahwa tak tertutup kemungkinan hal itu terjadi.
"Kalau bisa kami rangkul, akan kami lakukan. Karena ini selaras dengan keinginan Polri, Gubernur Jatim Soekarwo, dan beberapa pihak di internal PT PI. Ini bagian dari usaha semua pihak untuk menciptakan atmosfer sepak bola di Jatim yang baik dan rukun," terang Anton.
Masuknya Polri melalui Polda Jatim sendiri konon tak hanya untuk memuluskan upaya menyatakan dua klub yang selama ini berseteru, tapi juga mendamaikan seluruh suporter di Jatim. Maklum, Polri melihat adanya kecenderungan permusuhan antarsuporter di Jatim sudah mengarah ke kriminalitas yang tak berkesudahan.
"Kami harapkan semua suporter rukun dan damai. Karena itu kami tidak hanya membangun komunikasi yang baik dengan Persebaya, tapi juga dengan Arema dan Aremania-nya, Persela dengan LA Mania-nya," sebut Anton